Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

600 Anak Keluarga Miskin di Bone Akan Ikut Program Sekolah Rakyat Prabowo

Adapun untuk lokasi sekolah rakyat di Bone, Sulsel nantinya akan dibangun di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur. 

Penulis: Wahdaniar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL
Sekolah Rakyat - Sebanyak 40 siswa dari Kabupaten Maros dipastikan bakal mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros, Suwardi Sawedi, mengatakan untuk tahap awal, Maros mendapat kuota sebanyak 40 orang 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Sekira 600 anak dari keluarga miskin di Kabupaten Bone dipastikan bakal mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bone, Andi Mappangara saat dikonfirmasi Tribun-timur.com, Senin (2/6/2025) mengatakan untuk tahap awal, Bone mendapat kuota sebanyak 600 orang.

“Untuk tahap awal, itu SD 12 rombel, SMP 6 rombel dan SMA 6 rombel masing-masing rombel itu 25 orang,” ujarnya, 

Adapun untuk lokasi sekolah rakyat di Bone nantinya akan dibangun di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur. 

"Kalau untuk lokasinya di Bajoe, kenapa di Bajoe karena disitu lahannya Pemkab. Rencananya akan beroperasi tahun ini, tapi untuk bangunannya mungkin tahun depan," akuinya. 

Baca juga: Bupati Barru Kunker ke Kemensos RI, Koordinasikan Rencana Pendirian Sekolah Rakyat di Barru

Menurutnya, siswa yang akan mengikuti program ini merupakan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Sasarannya adalah anak-anak dari keluarga miskin, mulai dari kategori miskin ekstrem, sangat miskin, hingga miskin,” ujarnya.

Program Sekolah Rakyat ini nantinya akan menerapkan sistem asrama atau boarding school, di mana seluruh siswa akan tinggal di lingkungan sekolah selama masa pendidikan.

"Iya sistemnya nanti itu tinggal di asrama," tandasnya. 

Program Prabowo

 Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI, Agus Zainal Arifin menegaskan bahwa penerimaan siswa dalam program Sekolah Rakyat haruslah berasal dari keluarga miskin ekstrem dan miskin. 

"Perlu saya sampaikan, murid yang harus belajar di sini (Sekolah Rakyat), hanya dibatasi bagi keluarga miskin ekstrem dan miskin atau kalau pada DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional) dipilih desil yang ke satu dan kedua. Kalau bisa (diprioritaskan desil ke satu) kalau masih ada slot maka desil yang kedua," ujar Agus Zainal saat audiensi dengan Komisi X DPR-RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5).

Agus Zainal mengungkapkan kalau penerimaan calon siswa tidak diukur berdasarkan kecerdasan akademik. Ia menjelaskan bahwa program sekolah gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini hanya mempertimbangkan validitas administrasi (dokumen) dan status ekonomi keluarga yang anak-anaknya sangat membutuhkan akses pendidikan.

Jadi, kata Agus, siswa dengan intelligence quotient (IQ) 80 pun berpeluang diterima asalkan memenuhi persyaratan sebagai keluarga miskin ekstrem atau miskin.

“Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi saja. Tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik. Termasuk kalau mungkin IQ-nya misalnya 80 pun tidak masalah,” tegasnya.

Namun, pengecualian diberikan bagi calon siswa yang memiliki penyakit menular.“Mungkin seleksi yang agak beda sedikit adalah tentang kesehatan, karena memang jangan sampai ada yang punya penyakit menular kemudian sekolah disini, bukan ditolak, tetapi menurut Presiden Prabowo agar diberikan perawatan. Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan,” katanya.

Lebih lanjut, Agus Zainal mengatakan bahwa tenaga pendidik di Sekolah Rakyat adalah guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). "Guru-gurunya rencananya adalah penugasan guru ASN. Kemudian kalau tidak cukup di suatu daerah, maka ada penugasan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang penuh waktu, juga kemudian paruh waktu dan terakhir seleksi dari lulusan PPG (Pendidikan Profesi Guru) calon guru," ujarnya.

Pemerintah, kata Agus, berencana membangun Sekolah Rakyat di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sebanyak 63 titik Sekolah Rakyat akan mulai beroperasi pada Juli 2025.

Adapun 63 titik itu tersebar di berbagai wilayah seperti Sumatera (13 titik), Jawa (34 titik), Kalimantan (2 titik), Sulawesi (8 titik), Bali dan Nusa Tenggara Timur (3 titik), Maluku (2 titik), dan Papua (1 titik). Agus mengatakan bahwa berdasarkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto, sebanyak 200 Sekolah Rakyat akan dibangun secara bertahap. Sebanyak 100 diantaranya didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), sementara 100 sekolah lainnya merupakan hasil kolaborasi dan dukungan dari pihak swasta yang dikoordinasi oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN).

Pemerintah, kata Agus, menargetkan pembangunan minimal 100 Sekolah Rakyat setiap tahunnya demi mewujudkan target satu sekolah di setiap kabupaten/kota. Sampai saat ini, kata Agus, sebanyak 7.700 calon peserta didik telah mendaftar di Sekolah Rakyat.

Proses selanjutnya yaitu Kepala Daerah akan menetapkan siapa saja yang lolos sebagai calon siswa. Calon siswa yang lolos seleksi administrasi dan verifikasi status ekonomi akan mengikuti tes kesehatan pada 21 Mei 2025 mendatang. Setelah tes kesehatan, pada 22 hingga 24 Mei 2025 akan ada kunjungan ke rumah calon peserta didik (home visit) serta wawancara. Tim home visit yang akan datang merupakan perwakilan dari Kementerian Sosial (Kemensos), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Tujuan dilakukan home visit adalah untuk memastikan bahwa calon peserta didik yang berasal dari golongan desil 1 (keluarga dengan kondisi ekonomi paling rendah) benar-benar layak dan membutuhkan bantuan pendidikan ini.

Hal ini juga untuk mencegah adanya praktik "titipan" atau pendaftar yang tidak memenuhi kriteria ekonomi. “Kemudian pada saat wawancara nanti juga akan dipastikan mereka dapat menempuh pendidikan ini karena mereka harus mendapatkan izin dari orang tuanya masing-masing untuk tinggal di asrama. Meskipun demikian, orang tua juga dipersilakan kalau akan mengunjungi anaknya di asrama tersebut kapan saja,” katanya.

Pengumuman resmi mengenai daftar peserta didik yang dinyatakan diterima dalam program ini akan disampaikan pada tanggal 28 Mei 2025. Peserta didik yang dinyatakan diterima akan melakukan registrasi ulang dan akan dipanggil untuk memulai program pendidikan pada tanggal 14 Juli 2025.

7 Ribu Pendaftar

Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan bahwa pendaftaran peserta didik baru untuk Sekolah Rakyat resmi ditutup pada Senin (19/5). Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Agus Zainal Arifin mengatakan, total lebih dari 7.000 calon siswa telah mendaftar.

"Penerimaan peserta didik baru sudah dimulai dan sebetulnya hari ini sudah ditutup, ini sudah mencapai 7.000 sekian," kata Zainal.

Setelah proses pendaftaran, tahapan berikutnya adalah penetapan calon peserta didik oleh pemerintah daerah."Kemudian dilakukan penetapan calon peserta didik oleh daerah dan pengumuman calon peserta didik," ujar Zainal.

Agus menjelaskan, tahapan berikutnya mencakup pemeriksaan kesehatan, kunjungan rumah (home visit), dan wawancara, yang akan dilakukan oleh tim gabungan dari berbagai instansi.

"Nanti tanggal 21 Mei akan dilaksanakan tes kesehatan, kemudian ada home visit dan wawancara, home visit nanti sama uji adalah satu tim dari Kemensos juga, dari BPS juga ada, Kemendikbud dan berbagai anggota tim lain, untuk memastikan bahwa peserta didik tersebut memang layak," ucapnya.

Dia menjelaskan, dalam proses seleksi peserta, yang utama adalah kelengkapan administrasi dan bukan kemampuan akademik. "Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi saja, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik. Termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya misalnya 80 pun tidak masalah, itu harus diterima," ungkap Agus.

Namun, terdapat pengecualian dalam seleksi calon siswa terkait aspek kesehatan, khususnya anak-anak dengan penyakit menular, akan dirujuk untuk perawatan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

"Mungkin seleksi yang agak beda sedikit adalah tentang kesehatan, karena memang jangan sampai ada yang punya penyakit menular, kemudian sekolah di sini, bukan ditolak menurut arahan Presiden Prabowo (Subianto) agar dijadikan perawatan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan," ungkap Agus.(*)

 


Ket: SEKOLAH RAKYAT- Potret ilustrasi sekolah rakyat oleh meta al (2/6/2025). 600 anak dari keluarga miskin akan ikut program sekolah rakyat Presiden Prabowo


Sumber: Meta al

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved