Kabupaten Gowa
Angka Kriminalitas di Gowa Turun, Husniah Paparkan Keberhasilan 5 Program Gowa Bersama
Capaian kinerja dari program tersebut berhasil membersihkan 24 titik timbulan sampah dari target 28 titik dengan realisasi 85,71 persen.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bupati Gowa Husniah Talenrang paparkan capaian program unggulan dalam 100 hari kerjanya, di Baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Jl Masjid Raya, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa belum lama ini.
Gowa Bersama (Bersih, Cerdas, Sehat, Sejahtera, dan Aman) menjadi tema kegiatan.
Husniah menyatakan, program pembangunan yang dijalankan memiliki semangat gotong royong dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
Perwujudan program itu meliputi lima pilar utama, pertama Gowa Sehat (Salewangang), program ini menitikberatkan peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar secara merata, tanpa biaya dengan memberikan pemeriksaan kesehatan dasar gratis (PKDG).
Program ini memberikan pelayanan kesehatan kepada kelompok prioritas yakni, lansia, masyarakat yang berulang tahun tahun, hingga yang memiliki resiko stunting.
Ia menambahkan, realisasi kinerja ini antara lain, 26 puskesmas berhasil memfasilitasi pemeriksaan kesehatan gratis pada kelompok prioritas.
“Kemudian sebanyak 27.528 jiwa telah mendapat pemeriksaan gratis dari 29.704 target jiwa atau dengan realisasi 92,67 persen,” kata Husniah.
Kedua, menciptakan lingkungan aman melalui Program Gowa Aman (Masannang).
Program ini diwujudkan dengan kolaborasi pemerintah daerah, kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, hingga pemuda.
Dari program ini kata Husniah, angka kriminalitas periode Januari hingga Februari terjadi 298 kasus berdasarkan data Polres Gowa, sementara periode Maret dan April, turun menjadi 242 kasus.
Implementasi Gowa Masannang juga dilakukan melalui patroli sinergitas dari tingkat kabupaten hingga ke kecamatan.
Patroli sinergitas ini melibatkan 80 personil, terdiri dari 15 personil Satpol PP, 30 personil Polres Gowa, 10 personil Kodim/1409 Gowa.
“Masing-masing 10 personil Dinas Perhubungan Gowa, Kesbangpol, serta personil dari Divisi 3 Kostrad,” ujarnya.
“Ketiga, Gowa Cerdas atau Caradde. Siswa membaca Alquran sebelum proses belajar mengajar, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA,” ujar Husniah.
Keempat, Gowa Bersih (Annangkasi), bertujuan menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan nyaman.
Mulai dari permukiman, ruang-ruang publik, hingga lingkungan lainnya, melibatkan seluruh pihak melalui kolaborasi aktif.
Capaian kinerja dari program tersebut berhasil membersihkan 24 titik timbulan sampah dari target 28 titik dengan realisasi 85,71 persen.
Kemudian 35 kantor perangkat daerah (100 persen), 3 rumah jabatan (100 persen), 1 ruang terbuka hijau (RTH) realisasi 100 persen.
Selanjutnya, 18 rumah ibadah (100 persen), 1 kawasan rumah adat (100 persen), dan 28 titik aksi bersih lingkungan (100 persen).
Termasuk bantuan penyediaan 40 tempat sampah dan 79 bank sampah dengan realisasi masing-masing 100 persen.
Kelima kata Husniah, Gowa Masunggu, bertujuan memberi intervensi berupa pendampingan kepada keluarga miskin ekstrem.
Strategi penghapusan masyarakat miskin ekstrem dalam program tersebut dilakukan dengan cara mengurangi beban keluarga miskin ekstrem dengan memberi bantuan sosial dan menyiapkan akses kebutuhan dasar.
“Meningkatkan pendapatan dengan menciptakan lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal daerah, hingga pemberian modal usaha dan pelatihan keterampilan kerja,” katanya.
Wajib Mengaji 30 Menit Sebelum Belajar
Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin (49), menyatakan membangun pendidikan tidak cukup dengan infrastruktur.
Pemerintahan Hati Damai pun mendorong lahirnya ayo mengaji, diterapkan di 883 sekolah dari PAUD hingga SMP.
Tujuannya bukan hanya meningkatkan kemampuan baca Alquran, tapi juga membentuk karakter siswa.
Program Caradde ini mewajibkan siswa membaca Alquran sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan implementasi ayo mengaji, kata Wawan sapaannya, tidak hanya mendorong peningkatan kualitas pendidikan, tapi juga pembentukan karakter anak secara spiritual.
Sehingga pada target jangka panjang, program ini diharapkan membentuk siswa lebih mengenal, membaca, memahami, dan mencintai Alquran yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wawan menyatakan sumber daya manusia berkarakter menjadi poin penting dalam program ini, jika anak mendapat karakternya, maka pendidikan akademiknya akan mudah ditingkatkan.
“Semua sekolah di Gowa sebelum mereka belajar, harus dimulai dengan mengaji minimal 30 menit,” katanya.
Implementasi kinerja program 100 hari kerja ini dilaksanakan di 883 sekolah, terdiri dari 340 PAUD, 423 SD, dan 120 SMP.
“Menyasar sebanyak 10.748 murid PAUD, 76.428 murid SD, dan 28.425 siswa SMP,” katanya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.