Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

235 Kasus HIV di Pangkep Didominasi Hubungan Sesama Jenis, Simak Cara Cegah dan Pengobatan

Sekretaris Dinas Kesehatan Pangkep, Mansyur merinci pada 2021 terdapat 21, selanjutnya 2022  sebanyak 36 kasus, 2023  sebanyak 38 kasus dan 2024 seban

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Ansar
Kompas.com
HIV PANGKEP - Ilustrasi. Sebanyak 235 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) ditemukan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Sekretaris Dinas Kesehatan Pangkep, Mansyur merinci pada 2021 terdapat 21, selanjutnya 2022  sebanyak 36 kasus, 2023  sebanyak 38 kasus dan 2024 sebanyak 46 kasus.   

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - Sebanyak 235 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) ditemukan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pangkep, Mansyur merinci pada 2021 terdapat 21.

Selanjutnya 2022  sebanyak 36 kasus, 2023  sebanyak 38 kasus dan 2024 sebanyak 46 kasus.

Dari 235 kasus ditemukan, 155 diantaranya tengah menjalani pengobatan.

“Sisanya meninggal, pindah atau putus berobat (hilang kontak),” sebutnya.

Ia mengatakan, kasus ini ditemukan pada saat dilakukan screening terhadap sejumlah spesimen.

Seperti ibu hamil, waria, pasien TB dan hepatitis.

"Tak hanya itu, juga Lelaki seks lelaki (LSL), pasien infeksi menular seksual (IMS), pengguna narkoba suntik, warga binaan pemerintah, wanita pekerja seksual," terangnya.

Mansyur menambahkan penularan HIV di Kabupaten Pangkep yang paling banyak adalah lelaki seks lelaki.

Kendati demikian, diduga warga terinfeksi HIV dari luar Kabupaten.

"Karena ada yang bekerja di luar kota, seperti Kalimantan, Papua, Makassar, hanya saja domisilinya di kabupaten Pangkep dan baru ditemukan saat proses screening," tuturnya.

Apa itu HIV?

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

HIV menjadi mematikan saat menyerang sel darah putih yang disebut sel CD4.

HIV dapat menghancurkan sel CD4, melemahkan kekebalan seseorang terhadap infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis dan infeksi jamur, infeksi bakteri parah, dan beberapa jenis kanker.

Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), dikutip dari WHO.

Saat ini, tidak ada obat yang efektif untuk menyembuhkan HIV.

Begitu seseorang tertular HIV, mereka akan mengidapnya seumur hidup.

Namun, dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan.

Orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan HIV yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat dan melindungi pasangannya.

Gejala HIV

Infeksi HIV dapat terdeteksi karena menunjukkan beberapa gejala, tapi ada juga yang tidak bergejala.

Berikut ini infeksi HIV yang menunjukkan gejala menurut MayoClinic:

- Demam

- Sakit kepala

- Nyeri otot dan nyeri sendi

- Ruam

- Sakit tenggorokan dan luka mulut yang menyakitkan

- Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher

- Diare

- Penurunan berat badan

- Batuk

- Keringat malam.

Gejala HIV AIDS

Jika HIV tidak segera ditangani, akan menyebabkan HIV AIDS yang dapat memperburuk kekebalan tubuh.

Beberapa penderita HIV mengalami gejala tertentu sebelum menjadi HIV AIDS.

Tanda dan gejala dari beberapa infeksi HIV AIDS termasuk:

- Berkeringat

- Panas dingin

- Demam berulang

- Diare kronis

- Pembengkakan kelenjar getah bening

- Bintik putih yang terus-menerus atau lesi yang tidak biasa di lidah atau di mulut

- Kelelahan yang terus-menerus dan tidak dapat dijelaskan

- Kelemahan

- Penurunan berat badan

- Ruam kulit atau benjolan.

Cara Penanganan HIV

HIV sepenuhnya dapat dicegah dengan beberapa cara.

Hingga saat ini tidak ada obat untuk penderita HIV.

Namun, bagi seseorang yang menderita HIV dapat melakukan beberapa treatment untuk mencegah HIV berkembang menjadi lebih parah.

Menurut WHO, berikut ini beberapa penanganan HIV yang ada saat ini:

- Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran virus HIV.

Selain itu, kondom juga dapat mencegah infeksi menular seksual lainnya.

Penanganan HIV juga dapa dilakukan dengan menggunakan profilaksis (pencegahan infeksi menggunakan obat) untuk mencegah HIV.

- Antiretroviral (ART)

HIV dapat diobati dengan terapi antiretroviral, yang terdiri dari satu atau lebih obat pencegahan.

ART tidak dapat menyembuhkan HIV, tapi mengurangi replikasinya di dalam darah, sehingga mengurangi viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi.

ART memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani hidup yang sehat dan produktif.

Obat ini juga berfungsi sebagai pencegahan yang efektif dan mengurangi risiko penularan lebih lanjut sebesar 96 persen.

Untuk penanganan yang maksimal, ART harus diminum setiap hari sepanjang hidup orang tersebut.

Orang dapat melanjutkan ART yang aman dan efektif jika mereka mematuhi pengobatan mereka.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved