Refleksi Reformasi
Refleksi Reformasi dan 27 Tahun Aktivis 98 Makassar: Bukan Reformasi, Kami Dulu Teriak Revolusi
kata reformasi mulai muncul dalam wacana di Makassar era 1997-1998 ketika tokoh-tokoh dari Jakarta berdatangan ke Makassar, seperti Amien Rais.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: AS Kambie
Kami tidak tahu apa itu reformasi. Yang kami tahu hanya revolusi,” tambah Sawaluddin Arief.
Dalam paparan kenangannya, Sawaluddin Arief menggambarkan betapa gentingnya suasana reformasi yang memaksa presiden 32 tahun berkuasa (Soeharto) untuk mundur.
"Saya sama kakak Wahab ke Jakarta naik kapal laut, lalu bergabung dengan teman-teman mahasiswa dari Jawa. Sampai-sampai kita sempat demo di Cendana waktu itu," ucap Wahab Tahir.
Kata dia, keberhasilan gerakan 98 menumbangkan rezim Orde Baru tidak terlepas dari kesadaran kolektif mahasiswa atas kondisi negara saat itu.
Kesadaran itu tumbuh dari forum-forum diskusi yang massif di lakukan mahasiswa di kampus-kampus.
"Contohnya saja di Makassar ini, hanya karena persoalan kenaikan tarif angkutan umum saat itu, tiga rekan kita gugur yang dikenal dalam peristiwa Amarah," ujarnya.
Ia pun mengaku prihatin atas kondisi mahasiswa saat ini, yang hanya terpaku pada gadget dan minim berdiskusi.
Olehnya itu, Sawaluddin Arief menyarankan kepada mahasiswa di generasi Z ini agar benyak mengenal sejarah dan intens menggelar diskusi.
"Karena hanya dengan forum diskusi, keberagaman berfikir itu dapat tersalurkan. Tapi jangan juga hanya menghabiskan waktu dengan diskusi tanpa turun ke jalan," kata Sawaluddin Arief.
Setelah panjang lebar mengisahkan kondisi gerakan 98 dan realita mahasiswa saat ini, refleksi selanjutnya dipaparkan Wahab Tahir.
Wahab Tahir memaparkan bahwa istilah "reformasi" bukan berasal dari mahasiswa, melainkan dipaksakan oleh elite politik pasca kejatuhan Orde Baru.
Istilah itu kata dia, dimunculkan agar tidak terjadi penghukuman sipil terhadap kejahatan elite orde baru.
"Kami tidak pernah teriak ‘reformasi’. Yang kami suarakan adalah revolusi. Kata ‘reformasi’ disusupkan karena elite takut pada revolusi rakyat," ungkapnya.
Abdul Wahab Tahir pun menegaskan semangat perjuangan dari Aktivis 98, hingga kini masih berkobar untuk mengawal cita-cita reformasi.
"Saya menolak disebut mantan aktivis 98 atau alumni 98. Karena sampai hari ini, saya masih merasa sebagai aktivis yang tentunya masih siap turun ke jalan jika kondisinya mengharuskan kami turun," tegasnya.
Refleksi Reformasi
Hasymi Ibrahim
Wahab Tahir
Sawaluddin Arief
Susuman Halim
Mustagfir Sabri
Syamsir Anchi
Alto Makmuralto
Sarah Agussalim
8 OPD Makassar Masuk Daftar Merah, Serapan Anggaran Rendah di PU, Dispora, hingga DLH |
![]() |
---|
Kisah Aswar Hasan Sempat Ditolak Jadi Komisioner KPI Pusat, Dibela Jusuf Kalla |
![]() |
---|
Niat dan Doa Sholat Taubat |
![]() |
---|
5 Desa di Sidrap Masih Blankspot, Pemkab Jajaki Kerja Sama dengan Telkomsel |
![]() |
---|
Annar Sampetoding Sakit, Sidang Tuntutan Terdakwa Sindikat Uang Palsu Ditunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.