Opini Rusman Madjulekka
Dahlan Wanci
Dahlan memang "pemberontak" sejati. Ia akan melawan semua ketidakbenaran dan ketidakadilan yang terpapar di hadapannya.
Setelah dari koran kampus, Dahlan kemudian “nyemplungkan” diri secara total dengan berkarir ke media umum. Ia mulai dari nol. Ia pernah mengetik berita di ruang redaksi Harian Bina Baru di Makassar, lalu pindah ke Harian Surya di Surabaya, hingga hijrah ke Jakarta membidani Tabloid politik “Bangkit” di era reformasi. Di situlah ia banyak berinteraksi dengan sejumlah elit politik nasional.
“Menjadi wartawan bukan cuma menjadi pencari, pengola, dan pemberita. Jauh lebih penting, membangun karakter yang kuat dan tangguh serta berpihak ke publik. Semua itu saya temukan saat mahasiswa di koran kampus “Identitas”, melalui teman-teman dan para senior. Dan bagi saya, identitas menjadi jembatan yang membawa saya ke tempat saat ini,” kata Dahlan.
Pernah suatu waktu, ketemu di Jakarta. Pada lini masa dimana zaman sudah berubah. Jauh meninggalkan masa saat kami mahasiswa. Saya melihat, si “pemberontak” itu sudah lebih kalem. Tak nampak eksplosif. Pandangnya cenderung realistis. Dan cepat beradaptasi dengan arus perubahan.***
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.