Haul AGH Abd Wahab Zakariya
Elegi Gurutta Wahab: Peco'-peco' Berkah Hingga Kumis Meruncing dan Ekspedisi Haji Bawakaraeng
Mimbar 30-an CM Masjid Ahlus Suffah itu tak bercat. Halus. Bukan karena pernis. Permukaan papan cokelat tua itu aus mulus karena selalu diduduki.
TRIBUN-TIMUR.COM - Puncak Bukit Tonrongnge berselimut kabut tipis. Berbeda dengan puncak Bawakaraeng yang berselimut kabut tebal.
Selain cuaca, suasananya mungkin sama. Bukit Tonrongnge pada era 1990-an itu juga belum berlistrik.
Tonrongnge memang tidak “seangkuh” Bawakaraeng. Namanya saja hanya bukit.
Di Puncak Bukit Tonrongnge itu berdiri Masjid Ahlus Suffah. Puncak Kubah Putih Masjid Ahlus Suffah itu bisa dilihat dari kios-kios penjual jagung rebus di Laju, Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja, Barru.
Saya tidak bisa membayangkan jika Tonrongnge setinggi Bawakaraeng.
Maklum, saya pernah dipaksa Gurutta Wahab berlari kencang mendaki puncak Bukit Tonrongnge.
Saya benar-benar dilatih berlari sembari mendaki. Kedua tangan saya diikat tali. Ujung satu lain tali sepanjang sekitar dua meter itu ditambat di belakang sadel motor Gurutta Wahab.
Lalu Gurutta Wahab menggas motornya. Saya mengikuti dari belakang, menyesuaikan derasp angkat kaki dengan pergerakan roda motor Gurutta Wahab.
Untung motor Gurtta Wahab sudah tua. Bebek lagi.
Itu hanya sekelumit “peco’-peco’” berkah Gurutta Wahab yang kuingat.
Mimbar setinggi 30-an centimeter itu tak bercat. Halus. Bukan karena pernis. Permukaan papan cokelat tua itu aus mulus karena selalu diduduki.
Saya tidur di samping mimbar itu setahun. Saat itu, saya menjalani karantina “nginap” di Masjid Ahlus Suffah selama satu tahun. Lagi-lagi ini bagian dari “peco’-peco’ berkah”.
Di mimbar kurang dari setengah badan itulah Gurutta Wahab selalu kutatap.
Saya ( AS Kambie ) hanya bersempatan membersamai Anre Gurutta Haji Abdul Wahab Zakariya di Bukit Tonrongnge selama 6 tahun, 1990-1996. Itu pun kurang sekitar dua bulan.
Di era 1995-1996, janggut Gurutta Wahab masih hitam. Hanya ada beberapa helai yang putih. Juga tidak terlalu panjang. Cukup segenggaman telapak tangan orang dewasa. Ujung jenggot itu juga melengkung ke dalam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.