Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bahaya! Cat Manusia Silver Bisa Picu Infeksi Kulit dan Kerusakan Organ

Cat manusia silver mengandung zat berbahaya. Dokter peringatkan risikonya: dermatitis, ruam, hingga infeksi kulit dan gangguan organ dalam.

dr. Andi Hardianty/TribunBanten.com/Amanda Putri Kirana
MANUSIA SILVER - Dokter spesialis kulit RSP Unhas, dr. Andi Hardianty dan ilustrasi manusia silver. , dr. Andi Hardianty beberkan bahaya cat manusia silver yang merusak kulit  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kandungan cat digunakan manusia silver disebut berbahaya dan bisa merusak kulit hingga organ tubuh jika terus digunakan.

Dokter spesialis kulit RSP Unhas, dr. Andi Hardianty, menyebut cat tersebut mengandung resin, etanol, hingga logam merkuri berisiko tinggi terhadap kesehatan.

Ia menjelaskan, zat berbahaya itu tidak hanya merusak kulit.

Cat juga dapat memicu gangguan organ dalam akibat penyumbatan pembuluh darah saat kerusakan kulit sudah parah.

"Jika semua zat itu digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dengan jumlah besar maka penyakit tahap pertama di dialami manusia silver biasanya itu dermatitis kontak kemudian terjadinya peradangan kulit," tutur Hardianty saat dimintai tanggapan, Jumat (9/5/2025) malam.

Menurutnya, zat berbahaya dalam cat itu bisa menimbulkan iritasi hingga alergi.

"Saat terkena kulit, maka biasanya terjadi iritasi yang menyebabkan adanya ruam-ruam bahkan bisa sampai melepuh kalau dia sudah alergi," sebut pengurus Perdoski Cabang Makassar ini.

Gejala awal dapat muncul dalam waktu kurang dari enam minggu.

Salah satunya berupa jerawat dan komedo akibat sumbatan pada lapisan pelindung kulit.

"Cat itu sulit dibersihkan sehingga pasti ada sisa-sisa di kulit sehingga timbullah jerawat pada wajah para manusia silver ini," tuturnya.

Kerusakan pada barier kulit membuat manusia silver makin rentan terkena penyakit.

"Kulitnya mudah gatal, iritasi, kena ruam-ruam karena memang barrier kulitnya tidak bisa lagi berfungsi dengan baik," tuturnya.

"Apalagi kalau sudah muncul bercak hitam, nanti itu bisa sampai bisul dan akhirnya infeksi kulit," sambungnya.

Fenomena manusia silver makin merebak di Makassar bahkan dianggap sebagai profesi baru.

Namun, Hardianty menilai aktivitas ini sebaiknya dihentikan karena risiko penyakit akibat penggunaan cat berbahaya sangat tinggi.

Menurutnya, manusia silver harus mulai beralih menggunakan cat body painting khusus kulit jika ingin tetap melanjutkan aktivitas tersebut.

"Tetapi body painting ini belum tentu aman, karena semua ada zat kimia bisa memicu namanya dermatitis kontak," tuturnya.

Sebelumnya, sekelompok manusia silver menyerang personel Satpol PP menggunakan batu dan busur panah di perempatan Jl Sungai Saddang–Jl Veteran, Kamis (8/5/2025).

Insiden ini menarik perhatian publik terhadap fenomena manusia silver terus menjamur di Kota Makassar.

Sosiolog Universitas Indonesia Timur (UIT), Anshar Aminullah, menilai penanganan gelandangan dan pengemis (anjal gepeng) belum efektif.

"Hari ini di razia, lalu dibina selama beberapa hari, setelahnya mereka tetap turun ke lapangan, jumlahnya bukannya berkurang, justru bertambah," ucap Anshar Aminullah kepada Tribun Timur.

"Manusia silver yang dua tahun lalu masih bisa dihitung jari, namun per hari ini justru mereka terlihat sudah bekerja keroyokan di lampu merah untuk mengemis. Peningkatan jumlahnya sudah terlihat cukup nyata di lapangan," lanjutnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved