Opini
Wisuda Anak Sekolah: Antara Kebanggaan dan Kontroversi
Di balik kemeriahan acara wisuda, muncul berbagai pandangan yang mempertanyakan urgensi dan manfaatnya.
Acara ini menjadi kesempatan untuk merayakan perjuangan mereka selama bertahun-tahun, menghadapi ujian,
tugas, dan berbagai tantangan akademik.
Dengan wisuda, mereka dapat merasakan kepuasan atas pencapaian yang telah diraih.
Wisuda juga menjadi ajang bagi orang tua untuk menyaksikan hasil jerih payah anak mereka.
Momen ketika seorang siswa mengenakan toga dan menerima penghargaan pendidikan adalah sesuatu yang sangat membanggakan bagi keluarga.
Tidak jarang, acara ini diiringi dengan tangis haru dan kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Namun, tetap harus ada keseimbangan antara esensi wisuda dan realitas di lapangan.
Perayaan yang berlebihan dan terkesan mewah bisa mengaburkan makna sebenarnya dari wisuda itu sendiri.
Sebagian berpendapat bahwa yang lebih penting bukanlah seremoninya, melainkan bagaimana siswa dapat melanjutkan pendidikan dengan semangat baru.
Dalam beberapa kasus, wisuda bahkan menjadi ajang pamer bagi sebagian pihak.
Aspek akademik kadang tersisihkan oleh fokus pada kemewahan, dekorasi, dan berbagai aksesoris yang mungkin tidak diperlukan.
Tradisi ini harus dipertimbangkan ulang agar tetap bermakna tanpa menjadi beban bagi siswa dan orang tua.
Alternatif wisuda yang lebih sederhana bisa menjadi solusi bagi sekolah-sekolah yang ingin tetap mempertahankan tradisi tanpa membebani peserta didik.
Wisuda yang dilaksanakan di sekolah dengan konsep yang lebih intim dan hemat biaya tetap bisa memberikan kesan
mendalam tanpa menimbulkan kontroversi.
Pendekatan lain adalah dengan mengadakan acara apresiasi yang lebih fokus pada prestasi akademik dan motivasi bagi siswa.
Misalnya, memberikan sertifikat penghargaan dan menggelar diskusi inspiratif yang mempersiapkan siswa menghadapi tantangan pendidikan berikutnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.