Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akmil 1999

6 Alumni Akmil 1999 Karier Moncer, Kini Menteri dan Jenderal Termuda TNI

Brigjen Lukman Hakim pecah bintang sebagai Dirdik Akmil makin mengangkat nama alumni Akmil 1999

Editor: Ari Maryadi
TNI AD
AKMIL 1999 - Enam alumni Akmil 1999 karier moncer. Jabat menteri dan pecah bintang1. 

Kini ia menjabat sebagai Menteri Transmigrasi di Kabinet Merah Putih sejak 21 Oktober 2024. 

Ia lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1999.

Reformasi TNI mengamanatkan militer untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik dan bisnis.

Untuk itu, sebagai konsekuensi dari aktivitasnya dalam dunia bisnis, politik negara dan usahanya mengembangkan jaringan internasional, Suryanagara memutuskan pensiun dini, setelah dinas 20 tahun di militer.

Pasca pensiun, Suryanagara mengakuisisi beberapa perusahaan investasi dan konsultan, yang ia gagas dan rintis bersama para mitra bisnisnya.

Saat ini, ia mengembangkan berbagai perusahaan, yang bergerak dalam bidang investasi, energi dan usaha lainnya.

Selain pengusaha, Suryanagara juga adalah seorang penulis dan pengajar di beberapa institusi pendidikan.

Pengalamannya di bidang investasi, dilengkapi dengan pengetahuannya di bidang strategi dan geopolitik, pertahanan dan intelijen, keamanan nasional dan regional, serta perdamaian internasional.

Karier Militer

Suryanagara memulai karier sebagai Komandan Peleton di Yonkav 8-Tank/Kostrad hingga menjadi Perwira Seksi Operasi. Lalu, ia dipindahkan ke Aceh untuk membentuk satuan baru, Yonkav 11/Kodam Iskandar Muda.

Periode itu, ia lebih banyak bertugas di medan tempur, selama tiga tahun; Operasi Rencong pada tahun 2003 dan Operasi Pemulihan Keamanan tahun 2004.[6]Setelah Tsunami yang membawa berkah perdamaian di Aceh, penugasan beralih ke Operasi Bantuan Kemanusiaan pada tahun 2005.

Tahun 2006, Suryanagara terpilih sebagai penjaga perdamaian di Lebanon,[7]melalui Kontingen Garuda-XXIII A/UNIFIL. Ia juga terpilih menjadi perwakilan UNIFIL (bersama perwira India dan Polandia) sebagai pembawa bendera PBB dalam Hari Nasional Italia tahun 2007, di Roma Italia.[8]

Pulang dari Lebanon, Suryanagara ikut membidani dan membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor. Tahun 2010, Mabes TNI menugaskan Suryanagara sebagai Instruktur Internasional pertama TNI,[9] di bidang Misi Pemeliharaan Perdamaian. Bersama instruktur dari Jerman dan Australia, ia melatih 35 perwira dari 11 negara, di New Castle, Australia.

Saat mengembangkan PMPP TNI, Suryanagara juga ditugaskan sebagai staf pimpinan di Mabes TNI. Baik sebagai Staf Pribadi Kasum TNI, maupun Panglima TNI. Sebelum akhirnya ia ditarik ke Istana Negara untuk membantu tugas-tugas kepresidenan. Pada masa itu, Suryanagara juga diberi kesempatan menjadi wakil TNI dalam Program "The Young Future Leader" dari Pemerintah Australia tahun 2012, dan dari Pemerintah Korea Selatan tahun 2013.[10]

Selain aktif sebagai perwira lapangan melalui penugasan operasi dalam dan luar negeri, menulis menjadi hobi yang ditekuni Suryanagara, seperti tulisan yang berjudul "TNI AD menjadi tentara kelas dunia, mungkinkah?" yang diterbitkan majalah Jurnal Yudhagama Vol 33 No.I, Edisi Maret 2013.[11]

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved