Akmil 1999
6 Alumni Akmil 1999 Karier Moncer, Kini Menteri dan Jenderal Termuda TNI
Brigjen Lukman Hakim pecah bintang sebagai Dirdik Akmil makin mengangkat nama alumni Akmil 1999
Beberapa tulisan sebelumnya adalah; Membangun Sikap Kewaspadaan Generasi Muda (2002). Pendayagunaan Public Relations TNI untuk mengembalikan Citra TNI di masa depan (2002), Konsepsi Teritorial bagi Satuan Kostrad (2003), Konsepsi Penyelesaian Konflik Aceh secara Damai (2004), Strategi Public Relations TNI di Daerah Operasi Tempur (2005), dan TNI dan Bencana Alam: Upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana (2006). Melalui tulisan-tulisan itu, Suryanagara mendapatkan penghargaan sebagai penulis terbaik di tingkat Kostrad, TNI AD dan TNI.
Tidak hanya mengisi ruang pemikiran di internal TNI, Suryanagara juga menuangkan pemikiran dan gagasannya di surat kabar nasional, sejak berpangkat Kapten.
Tulisan pertamanya di harian nasional adalah "Negosiasi Secangkir Kava di Sirec" (2010, Kompas),[12] dan "Australia, Indonesia formalizing military diplomacy" (2012, Jakarta Post).[13]
Sebagaimana dituturkan dalam artikel "Kenapa Saya menulis?", ia mengakui, hobi menulisnya didasari oleh pemikiran bahwa dua kualitas terpenting dalam dunia militer profesional adalah "knowledgeable" dan "open-minded leadership."
Menurutnya, hal tersebut dibuktikan oleh Mayor Jenderal Clausewitz (Prussia), Kapten Liddell Hart (Inggris), Jenderal Besar AH.
Nasution (Indonesia) dan Jenderal Sun Tzu (Tiongkok). Nama-nama tersebut memberi kontribusi yang sangat besar lewat karya tulisnya, dan menjadi rujukan bagi institusi militer di seluruh dunia.
Berbeda dengan profesi lainnya, ia sependapat dengan Samuel P. Huntington, bahwa profesionalisme militer bukan semata-mata soal keahlian dan kemahiran, melainkan juga soal "Loyalitas, Jiwa Korsa, dan Tanggung Jawab kepada Negara".
Karena itu, Suryanagara mengatakan bahwa militer profesional harus mengedepankan pengetahuan, keterampilan dan karakter, yang dibentuk melalui pendidikan dan dunia literasi, selain penugasan di lapangan.
Pada tahun 2015-2016, saat mengikuti pendidikan di US Army Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS, Suryanagara aktif dalam organisasi Senat Mahasiswa bersama 8 perwira lainnya, mewakili 109 perwira dari 90 negara.
Atas prestasi akademiknya, ia juga mendapat penugasan sebagai Asisten Operasi dalam "Joint Military Exercise: Eagle-Owl"; Latihan Militer Gabungan antara pasukan Amerika Serikat dan Inggris. Di akhir pendidikan, ia dinominasikan sebagai peraih penghargaan "General Dwight D. Eisenhower Award" (Lulusan Terbaik).
Faisol Izuddin Karimi sosok jenderal termuda TNI.
Umurnya baru 47 tahun tepat pada hari ini Senin 22 April 2024.
Pria kelahiran Gresik Jawa Timur 22 April 1977 itu menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer angkatan 1999 atau Akmil 1999.
Faisol Izuddin Karimi meraih pangkat bintang satu sejak Desember 2023.
Profil Fitriana Nur Heru Akmil 1999 Pecah Bintang Jadi Kaskogartap I |
![]() |
---|
Kenalkan Nurul Yakin Jenderal Baru Akmil 1999, Senior 1 Tingkat AHY |
![]() |
---|
Sosok Bram Pramudia Akmil 1999 Pecah Bintang di Kopassus |
![]() |
---|
Dari Sumut ke Pasukan Elite: Josep Surbakti Pecah Bintang di Kopassus |
![]() |
---|
Brigjen Bram Pramudia, Edwin, Josep Lampaui Pangkat Adhi Makayasa 1999 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.