Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemkot Makassar

2 Alumni IPDN Berebut Kursi Sekda Makassar, Lolos Seleksi 3 Besar

Dua pejabat muda, Zulkifli dan Hendra, lolos tiga besar calon Sekda Makassar. Keduanya berhasil menyisihkan pamong senior Pemkot dalam seleksi ketat.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
dok pribadi
SELEKSI SEKDA MAKASSAR – Kolase foto Kepala Bappeda Makassar Andi Zulkifli Nanda (kiri) dan Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin. Keduanya masuk tiga besar calon Sekda Makassar.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Dua pejabat muda berbakat Pemerintah Kota Makassar berhasil menembus tiga besar seleksi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar.

Mereka adalah Andi Zulkifli Nanda dan Achmad Hendra Hakamuddin.

Andi Zulkifli merupakan termuda di antara seluruh kandidat Sekda Makassar

Kepala Bappeda Kota Makassar itu lahir pada 30 Juni 1980 dan kini berusia 44 tahun.

Sementara Achmad Hendra Hakamuddin adalah peserta termuda kedua dari sepuluh pelamar. 

Ia lahir pada 1978, terpaut dua tahun dari Zulkifli.

Keduanya merupakan lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 

Achmad Hendra lulus pada 2000, sedangkan Zulkifli pada 2002.

Achmad Hendra juga dikenal sebagai putra dari Hakamuddin Djamal, Penjabat Gubernur Banten pertama pada 2000–2002. 

Hakamuddin ditunjuk pemerintah saat Banten resmi memisahkan diri dari Jawa Barat.

Selain Zulkifli dan Hendra, satu nama lain lolos tiga besar adalah Dahyal, saat ini menjabat Sekretaris DPRD Kota Makassar.

Tujuh nama lain yang tidak lolos di antaranya Irwan Bangsawan (Asisten III), Akhmad Namsum (Kepala BKPSDMD), Irwan Rusfiady Adnan (Pj Sekda Makassar), Muhammad Fadli (Sekretaris Dinas Kebudayaan), Muhammad Mario Said (Staf Ahli Bidang II), dan Zainal Ibrahim (Kepala Dinas Perhubungan).

Ketua Tim Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah Kota Makassar, Muhammad Idris, menyampaikan bahwa hasil ini diumumkan berdasarkan sejumlah tahapan seleksi.

Mulai dari pemberkasan, penulisan makalah, asesmen, hingga wawancara oleh tim seleksi.

“Jadi misalnya kemampuan untuk menggerakkan orang, memotivasi orang, komunikasinya, bagaimana sense of problem, dan berbagai macam kapasitas manajerial lainnya,” ujar Idris.

Tim seleksi juga menggali kompetensi di dunia pemerintahan. 

Menurut Idris, seorang sekda harus memiliki kemampuan koordinasi kuat, tidak hanya secara internal di lingkup Pemkot, tapi juga secara eksternal.

Selain itu, peserta juga dinilai dari sisi teknis seperti penguasaan bahasa Inggris, digitalisasi, perencanaan, hingga evaluasi kinerja.

Aspek integritas sosial dan kultural juga menjadi bagian penting dalam penilaian.

“Itu semua kita gali untuk menemukan, oh yang bersangkutan ini memiliki historical kerja yang positif,” jelasnya.

Adapun bobot penilaian terdiri dari wawancara 30 persen, asesmen oleh LAN RI 30 persen, dan sisanya berasal dari makalah serta portofolio.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved