Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sampah

Timbunan Sampah Nasional Capai 31,9 Juta Ton

Dari total produksi tersebut, sebanyak 63,3 persen atau sekitar 20,5 juta ton telah berhasil dikelola. sisanya sebesar 35,67 persen tak bisa dikelola.

Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR
PERSOALAN SAMPAH- Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang terekam menggunakan kamera drone di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar, Sabtu (19/9/2020). Persoalan sampah sudah menjadi persoalan dunia hingga nasional. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Pemerintah mulai menjalankan program untuk Proyek Pengolahan Sampah berbasis Energi Listrik (PSEL). 

Proyek ini juga akan dilakukan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyatakan, Makassar darurat sampah

“Makassar darurat sampah. Harus ada teknologi pemrosesan yang membuat sampah rumah tangga hanya menjadi residu ketika sampai di TPA,”kata Appi, sapaan Munafri, beberapa waktu lalu. 

Sehingga, dia pun sudah menemui pemenang tender Proyek Pengolahan Sampah berbasis Energi Listrik (PSEL).

Pertemuan Munafri dengan kontraktor PSEL di Jakarta beberapa hari lalu. 

Diketahui, proyek PSEL dimenangkan oleh Shanghai SUS Environment, perusahaan dari Tiongkok. 

Munafri menyampaikan bahwa tujuannya bertemu pemenang tender PSEL untuk mendalami lebih jauh proyek strategis nasional (PSN) ini. 

Menurutnya, ada banyak penyesuaian dalam pelaksanaan proyek ini. 

Tahukah Anda permasalahan sampah di Indonesia kian mendesak untuk ditangani. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga 24 Juli 2024 tercatat timbunan sampah nasional mencapai 31,9 juta ton. 

Data ini dihimpun dari 290 kabupaten/kota se-Indonesia.

Dari total produksi tersebut, sebanyak 63,3 persen atau sekitar 20,5 juta ton telah berhasil dikelola. 

Namun, sisanya sebesar 35,67 persen atau 11,3 juta ton masih belum tertangani dengan baik.

Tingginya jumlah sampah menjadi tantangan serius, apalagi dengan bertambahnya jumlah penduduk dan keterbatasan tempat pembuangan serta pengelolaan sampah yang ada saat ini.

Permasalahan ini menjadi sorotan dalam webinar bertajuk Pengelolaan Sampah untuk dapat Bermanfaat terhadap Lingkungan dan Ekonomi yang digelar pada Kamis (25/7/2024) lalu. 

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah pada Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RID) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Oetami, menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi masalah ini.

“Persoalan sampah tidak hanya menjadi isu saat ini, tetapi juga akan terus menjadi tantangan di masa depan. Apalagi dengan kesadaran masyarakat yang masih belum merata terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang baik,” ungkapnya.

Oetami menegaskan bahwa dibutuhkan kebijakan yang terintegrasi serta pelaksanaan yang konsisten dari berbagai level pemerintahan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.

“Upaya bersama sangat diperlukan, tidak hanya dari sisi infrastruktur, tapi juga dari aspek edukasi dan perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah,” pungkasnya.

 

Sampah Makassar

Volume dan permasalahan sampah menjadi salah satu isu melanda Kota Makassar, yang tiap tahunnya terus meningkat. 

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DHL) Kota Makassar, jumlah produksi sampah yang dihasilkan pada 2021 diperkirakan mencapai 868 ton per hari.

Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang terekam menggunakan kamera drone di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar, Sabtu (19/9/2020). Banyaknya sampah yang masuk di TPA Tamangapa, butuh solusi jangka panjang karena sudah over kapasitas. Penambahan lahan baru tidak bisa terus menerus dilakukan. Termasuk mempercepat proses pembangunan TPA Regional Mamminasata. Sampah yang semakin menumpuk ini dapat memicu terjadinya longsor dan dapat menghasilkan gas metana yang dapat memicu terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian materi dan mengancam kesehatan dan keselamatan penduduk yang berada di sekitar lokasi TPA.
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang terekam menggunakan kamera drone di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar, Sabtu (19/9/2020). Banyaknya sampah yang masuk di TPA Tamangapa, butuh solusi jangka panjang karena sudah over kapasitas. Penambahan lahan baru tidak bisa terus menerus dilakukan. Termasuk mempercepat proses pembangunan TPA Regional Mamminasata. Sampah yang semakin menumpuk ini dapat memicu terjadinya longsor dan dapat menghasilkan gas metana yang dapat memicu terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian materi dan mengancam kesehatan dan keselamatan penduduk yang berada di sekitar lokasi TPA. (TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR)

Sedangkan 2022, meningkat cukup tinggi mencapai 905 ton per hari. 

Menurut Kepala DLH Makassar, Ferdi pada 2024, jumlah produksi sampah diprediksi akan meningkat pesat sekitar 4,1 juta ton lebih. 

DLH juga mendata setiap orang di Makassar menghasilkan sampah rata-rata 0,6 kg per hari.

“Namun, apabila penduduk Kota Makassar sebanyak 1,5 juta maka menghasilkan 1.100 ton per hari di tempat pembuangan akhir (TPA) Antang,” katanya mengutip beridata, Rabu (9/10/2024) lalu.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Hasbi mengatakan, sampah di Kota Makassar mencapai 4,1 ribu ton per tahun. 

Situasi ini menurutnya, harus ditangani serius.(Tribun-timur.com/siti aminah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved