Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini A Rahman

Fitri

Semua dimaksudkan agar manusia tidak euforia dan salah faham dengan berakhirnya bulan Ramadhan. 

Editor: Sudirman
A. Rahman
OPINI - A. Rahman Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Selatan periode 2007-2009 

Ketaatan dan keimanan harus dipadukan dengan sekuat kuatnya karena itulah jalan manusia menemukan tuntunan dari Allah Subhanahu wata'ala. 

Di bulan Ramadhan struktur kehidupan manusia benar benar berada pada titik kesucian yakni Fitrah yang telah Allah berikan kepadanya.

Kesucian diri itu menjadi fakta ketika manusia berada pada posisi tengah dan menengahi antara unsur jasmani yang ada dilangit dan dibumi dan unsur rohani yang menjadi rahasia Allah di dalam diri manusia.

Ketika keduanya hendak dipertemukan dalam setiap momen berbuka puasa maka manusia menengahinya dengan pengakuan dan kesaksian bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah

Kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah harus terwujud dalam setiap derap langkah kehidupan dengan membangun sekuat kuatnya dan sekokoh kokohnya di dalam diri.

Dengan demikian ketaatan akan menjadi ekspresi pengakuan dan kesaksian bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah sekaligus menutup pintu kesalahan yakni keakuan akan diri sendiri. 

Fitri adalah keadaan dasar yang ada pada diri manusia yang kemudian dimengerti dan mendapatkan kehalalan dari Allah untuk manusia memenuhinya.

Akan tetapi setelah mendapatkan kehalalan, Allah memberi petunjuk agar ke semuanya itu tidak sampai membuat manusia lupa kepada Allah.

Manusia harus tetap mawas diri meski dibolehkan. Pelajaran besar dari semua ini adalah kalau manusia sangat berhati hati dan mawas diri pada sesuatu yang halal maka akan sangat sulit untuk terjerumus kepada yang haram. 

Dari dinamika penjagaan Allah yang sangat ketat pada diri manusia itu dapat dilihat pada saat dimana Allah menunjukkan perisai berupa pakaian kepada manusia untuk menjaga diri dan sesamanya dari kesalahan yang membinasakan.

Pakaian taqwa itulah yang terbaik" Petunjuk ini adalah jalan bagi manusia untuk tetap berada pada performa memakai pakaian.

Di mana baik dirinya maupun yang melihatnya senantiasa ingat kepada Allah dan sadar bahwa dia dalam penjagaan Allah

Bukan sebaliknya tidak mematuhi etika dan syariat berpakaian sehingga baik dirinya maupun yang melihatnya terjerumus dalam keterpurukan berupa berubahnya energi di dalam dirinya.

Mestinya fokus bertaqwa menjadi lalai dan terkonsolidasi menjadi energi yang saling melalaikan satu dengan yang lainnya sehingga sama sama lupa kepada Allah

Kalau manusia sudah sadar diri sedang dimengerti oleh Allah kemudian sadar sedang dijaga dan dilindungi maka manusia akan menemukan dirinya yang sebenarnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved