Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Puasa Syawal atau Qadha, Mana Harus Didahulukan? Simak Penjelasan Ulama

Dalam konteks ini, penting untuk memahami, terdapat tiga pandangan berbeda dari para ulama yang dapat dijadikan rujukan.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
PUASA SYAWAL - Pertanyaan mengenai urutan pelaksanaan puasa, antara Puasa Syawal dan Puasa Qadha, sering kali muncul di kalangan umat Muslim. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Puasa Syawal atau puasa Qadha, mana harus didahulukan?

Pertanyaan tersebut kerap muncul setelah Lebaran Idul Fitri.

Pertanyaan mengenai urutan pelaksanaan puasa, antara Puasa Syawal dan Puasa Qadha, sering kali muncul di kalangan umat Muslim.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami, terdapat tiga pandangan berbeda dari para ulama yang dapat dijadikan rujukan.

Perbedaan pandangan ini seharusnya dilihat sebagai rahmat bagi umat, memberikan kita pilihan dalam beribadah.

Apa yang Dikatakan Para Ulama Tentang Urutan Puasa?

Apakah Mengqadha Puasa Lebih Utama?
 
Pandangan pertama yang dianut oleh sebagian ulama adalah bahwa mengqadha puasa Ramadhan lebih utama dilakukan sebelum melaksanakan Puasa Syawal.

Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa amalan sunah, seperti Puasa Syawal, tidak akan diterima jika amalan wajib, yaitu mengqadha puasa, belum dilaksanakan.

Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak memiliki halangan syar'i seperti sakit, perjalanan, atau haid, disarankan untuk mengikuti pandangan ini.

Bolehkah Mendahulukan Puasa Syawal?

Pandangan kedua memperbolehkan untuk mendahulukan Puasa Syawal daripada Puasa Qadha.

Meskipun puasa qadha adalah kewajiban, namun sifatnya lebih fleksibel dalam hal waktu, bisa dilaksanakan hingga bulan Ramadhan berikutnya.

Sebaliknya, Puasa Syawal adalah amalan sunah yang waktunya terbatas hanya dalam bulan Syawal.

Bagi mereka yang khawatir akan mengalami halangan syar'i, seperti musafir, haid, atau keadaan lain yang mungkin mengganggu, ini menjadi pilihan yang lebih baik.

Apakah Menggabungkan Niat Dua Puasa Diperbolehkan?

Pandangan ketiga menyatakan bahwa menggabungkan niat antara Puasa Qadha dan Puasa Syawal adalah diperbolehkan.

Dengan cara ini, seseorang dapat melaksanakan Puasa Qadha di bulan Syawal dengan harapan mendapatkan pahala dari amalan sunah Puasa Syawal.

Pendapat ini sangat berguna bagi mereka yang kesulitan untuk berpuasa karena berbagai faktor.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Cocok untuk Kita?

Dalam menentukan mana yang lebih tepat antara mengqadha puasa terlebih dahulu atau melaksanakan Puasa Syawal, pilihan ini sangat bergantung pada kondisi masing-masing individu.

Ada tiga cara yang bisa dipilih berdasarkan pandangan ulama, dan kita sebagai umat diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan situasi kita.

Penting untuk tetap berpegang pada niat yang tulus dalam menjalankan ibadah puasa, apapun urutannya.

Tata cara dan niat puasa syawal

Umat Islam dianjurkan untuk menyempurnakan puasanya di bulan Ramadan dengan berpuasa selama enam hari di bulan berikutnya, Syawal.

Disebut dalam sebuah hadis, bahwa pahala berpuasa sunah selama 6 hari ini mendatangkan pahala setara dengan puasa setahun.

Puasa sunah Syawal pada tahun 1446 H ini mulai boleh dilaksanakan pada Selasa, 2 Syawal 1446 H atau bertepatan dengan 1 April 2025.

Puasa syawal adalah puasa sunnah yang dilaksanakan di awal bulan Syawal.

Puasa Syawal merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam setelah selesai menjalani ibadah puasa Ramadan. 

Berikut lafal niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah.”

Adapun pelaksanaan niat puasa Syawal dimulai dari masuknya maghrib. Berbeda dengan puasa wajib, niat puasa Syawal ini masih boleh dilakukan di pagi hari hingga sebelum Zuhur.

Hal ini dengan catatan belum makan, minum, dan belum melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa, terhitung sejak terbit fajar pada hari berpuasa itu.

Waktu Pelaksanaan Bulan Syawal

Lebih lanjut, Ustadz Alhafiz menjelaskan, idealnya puasa sunah Syawal enam hari dilakukan persis setelah Idulfitri secara berurutan terus menyambung, yakni pada 2-7 Syawal.

Namun, orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seperti pahala puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal, menurutnya, juga tetap akan mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.

Saking besarnya keutamaan puasa ini, seseorang yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal, dianjurkan mengqadhanya di bulan lain.

Tata Cara Puasa Syawal

Niat puasa Syawal

Makan Sahur

Menahan diri dari segala hal yang membatalkan

Berbuka puasa

Puasa Syawal merupakan kesempatan emas bagi kita untuk terus memperoleh pahala setelah selesai menjalani ibadah Ramadan.

Dengan menjalankan puasa ini, diharapkan kita dapat terus meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved