Stunting
1.801 Anak di Bone Stunting, Kandinkes: Pernikahan Dini Marak dan Minim Kesadaran Gizi
Data terbaru 2024 menunjukkan angka stunting Bone masih mencapai 26 persen berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia.
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone masih memiliki PR dalam pemberantasan stunting.
Data terbaru 2024 menunjukkan angka stunting masih mencapai 26 persen berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bone, drg. Yusuf Tolo saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Kamis (20/3/2025) membenarkan hal tersebut.
Menurutnya jumlah ini masih jauh dari target nasional terbaru yang ditetapkan sebesar 16 persen.
Ia mengaku salah satu faktor penyebab masih tingginya angka stunting di Bone berasal dari perilaku masyarakat.
"Masih marak praktik pernikahan dini, jarak kelahiran yang terlalu rapat, kurangnya kebersihan lingkungan, hingga minimnya kesadaran gizi," ujarnya.
Ia mengaku faktor gizi seharusnya sangat tercukupi di Bone, mengingat daerah ini merupakan salah satu lumbung pangan di Sulawesi Selatan.
Baca juga: Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Dokter Biodika Klinik Beberkan Peran Ibu dalam Tumbuh Kembang Anak
Hanya saja masih banyak masyarakat yang enggan memberikan imunisasi serta makanan bergizi lengkap kepada anak-anak mereka.
“Itu yang disampaikan oleh Pak Bupati, kita daerah lumbung tapi masih ada stunting, jadi rantai ini yang mau kita putus satu per satu. Maka setiap perangkat daerah harus terlibat dalam penanganannya,” ujarnya.
Meskipun angka stunting masih cukup jauh dari target, tren penurunannya sudah signifikan dibandingkan sebelumnya yang mencapai 37 persen.
"Selain data nasional, tim dari Dinkes juga melakukan penjaringan mandiri di tingkat puskesmas. Berdasarkan data terbaru, ditemukan 1.801 anak mengalami stunting," jelasnya.
Ia mengaku jumlah tersebut masih belum sepenuhnya akurat dan kemungkinan lebih besar, mengingat yang terdata hanya anak-anak yang telah diperiksa di fasilitas kesehatan.
“Mengukurnya itu di Posyandu pakai antropometri. Sebagian juga ditemukan ketika kunjungan lapangan oleh tim kami. Tapi pada intinya, kami tidak mampu mengukur keseluruhan karena terkendala dengan adanya anak-anak yang tidak hadir,” jelasnya.
Selain itu, ia mengaku stunting paling banyak ditemukan di wilayah perkotaan.
"Paling banyak itu di Kecamatan Tanete Riattang dan Tanete Riattang Barat. Karena penduduknya banyak,”tandasnya.(*)
Wabup Pulang Pisau Terpesona Program CSR PHI Cegah Stunting |
![]() |
---|
RSUD Haji Tangani Anak Usia 7 Tahun Tanpa JKN, KK dan Akte Kelahiran |
![]() |
---|
Pemerintah Pusat Sebut Penanganan Stunting di Sulsel Kategori Berdaya |
![]() |
---|
Target Stunting 14 Persen Direvisi, Menko PMK Muhadjir Effendy : Kita Maksimalkan di 2024 |
![]() |
---|
20 Anak di Pinrang Sulsel Dapat Bingkisan Isi Telur-Susu dari Alfamidi, Upaya Cegah Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.