Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stunting

1.801 Anak di Bone Stunting, Kandinkes: Pernikahan Dini Marak dan Minim Kesadaran Gizi

Data terbaru 2024 menunjukkan angka stunting Bone masih mencapai 26 persen berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Wahdaniar
STUNTING BONE - Plt Kepala Dinas Kesehatan Bone, drg Yusuf usai memantau cek kesehatan gratis di Puskesmas Watampone, Jl Besse Kajuara, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (14/2/2025). Kecamatan Tanete Riattang dan Tanete Riattang Barat jadi penyumbang stunting paling banyak di Bone. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone masih memiliki PR dalam pemberantasan stunting

Data terbaru 2024 menunjukkan angka stunting masih mencapai 26 persen berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bone, drg. Yusuf Tolo saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Kamis (20/3/2025) membenarkan hal tersebut. 

Menurutnya jumlah ini masih jauh dari target nasional terbaru yang ditetapkan sebesar 16 persen.

Ia mengaku salah satu faktor penyebab masih tingginya angka stunting di Bone berasal dari perilaku masyarakat.

"Masih marak praktik pernikahan dini, jarak kelahiran yang terlalu rapat, kurangnya kebersihan lingkungan, hingga minimnya kesadaran gizi," ujarnya. 

Ia mengaku faktor gizi seharusnya sangat tercukupi di Bone, mengingat daerah ini merupakan salah satu lumbung pangan di Sulawesi Selatan. 

Baca juga: Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Dokter Biodika Klinik Beberkan Peran Ibu dalam Tumbuh Kembang Anak

Hanya saja masih banyak masyarakat yang enggan memberikan imunisasi serta makanan bergizi lengkap kepada anak-anak mereka.

“Itu yang disampaikan oleh Pak Bupati, kita daerah lumbung tapi masih ada stunting, jadi rantai ini yang mau kita putus satu per satu. Maka setiap perangkat daerah harus terlibat dalam penanganannya,” ujarnya.

Meskipun angka stunting masih cukup jauh dari target, tren penurunannya sudah signifikan dibandingkan sebelumnya yang mencapai 37 persen.

"Selain data nasional, tim dari Dinkes juga melakukan penjaringan mandiri di tingkat puskesmas. Berdasarkan data terbaru, ditemukan 1.801 anak mengalami stunting," jelasnya. 

Ia mengaku jumlah tersebut masih belum sepenuhnya akurat dan kemungkinan lebih besar, mengingat yang terdata hanya anak-anak yang telah diperiksa di fasilitas kesehatan.

“Mengukurnya itu di Posyandu pakai antropometri. Sebagian juga ditemukan ketika kunjungan lapangan oleh tim kami. Tapi pada intinya, kami tidak mampu mengukur keseluruhan karena terkendala dengan adanya anak-anak yang tidak hadir,” jelasnya.

Selain itu, ia mengaku stunting paling banyak ditemukan di wilayah perkotaan.

"Paling banyak itu di Kecamatan Tanete Riattang dan Tanete Riattang Barat. Karena penduduknya banyak,”tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved