Aliran Sesat di Maros
BREAKING NEWS: MUI Bongkar Aliran Sesat di Maros, Warga Resah
Dalam surat tersebut, MUI Maros menyatakan penyebaran ajaran ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan

Saat ini, jumlah pengikut aliran ini tercatat sebanyak 30 orang, mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya berjumlah 27 orang.
Hal ini disampaikan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Maros, Muhammad, Senin (10/3/2025) lalu.
Ia mengatakan pihaknya mendapati kegiatan aliran tersebut kembali aktif setelah beberapa waktu terakhir.
“Akhir-akhir ini, kegiatan untuk mempengaruhi masyarakat setempat kembali dilakukan,” katanya.
Ia mengatakan pengikut dari aliran ini diiming-imingi dengan pusaka yang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp10 juta.
Para pengikut yang membeli pusaka tersebut diyakini akan mendapatkan surga, sebuah klaim yang jelas bertentangan dengan ajaran agama yang sah.
“Kalau beli pusaknya akan mendapat surga,” tuturnya.
Shalat yang dilakukan pun sangat singkat dan tidak memiliki dasar ilmu yang memadai.
“Shalatnya itu singkat sekali, tidak ada ilmunya, tidak sesuai ajaran kita,” ujarnya.
Ibadah puasa mereka lakukan juga tidak berlangsung selama 30 hari penuh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.