Aliran Sesat di Maros
Meski Dilapor Polisi Aliran Sesat di Tompobulu Maros Tetap Rekrut Pengikut, Nambah 3 Pasca Viral
Aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa di Maros terus rekrut pengikut, tawarkan surga lewat pembelian pusaka dengan harga bervariasi.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa di Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, masih terus merekrut pengikut, meski pimpinan ajaran ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Maros, Muhammad, Senin (10/3/2025).
Ia mengatakan pihaknya mendapati kegiatan aliran ini kembali aktif setelah beberapa waktu terakhir.
“Akhir-akhir ini, kegiatan untuk mempengaruhi masyarakat setempat kembali dilakukan,” katanya.
Pihaknya berencana segera mengadakan rapat koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maros dan stakeholder terkait untuk membahas langkah-langkah menangani aliran ini.
Muhammad menjelaskan, pengikut aliran ini diiming-imingi dengan pusaka yang dijual dengan harga bervariasi.
Mulai dari Rp300 ribu hingga Rp10 juta.
Para pengikut yang membeli pusaka tersebut diyakini akan mendapatkan surga, sebuah klaim yang jelas bertentangan dengan ajaran agama yang sah.
“Kalau beli pusakanya akan mendapat surga,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa salat yang dilakukan pengikut aliran ini sangat singkat dan tidak memiliki dasar ilmu yang memadai.
“Salatnya itu singkat sekali, tidak ada ilmunya, tidak sesuai ajaran kita,” ujarnya.
Ibadah puasa yang mereka lakukan juga tidak berlangsung selama 30 hari penuh.
Sementara itu, Ketua MUI Maros, Syamsul Khalid, menegaskan bahwa pemimpin aliran ini tidak menguasai ilmu agama, bahkan disebut tidak tahu mengaji.
Ia juga mengutuk ajaran tersebut sebagai haram.
“Dia itu lawan negara,” tegasnya.
Pasca viral, jumlah pengikut aliran ini bertambah 3 orang jadi 30.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.