Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Eksklusif Tribun Timur

Jeritan Hati Istri Iptu Tomi, Suami Hilang saat Kejar KKB 'Kalau Hanyut, Jasadnya di Mana?'

Di Podcast Tribun Timur, Riah Tarigan istri Iptu Tomi dan ibunda Elvrida Gultom blak-blakan ungkap kejanggalan atas informasi hilangnya Iptu Tomi.

Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
YouTube Tribun Timur
IPTU TOMI HILANG - Riah Tarigan (kiri) istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun dan ibunda Iptu Tomi, Elvrida Gultom dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur, Kamis (13/3/2025). Riah memohon agar misteri hilangnya Iptu Tomi saat kejar KKB di Teluk Bintuni diusut tuntas. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun sudah tiga bulan hilang.

Iptu Tomi dilaporkan terjatuh ke sungai saat mengejar anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Teluk Bintuni, Papua Barat, Rabu (18/12/2025).

Dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur edisi Kamis (13/3/2025), Riah Tarigan istri Iptu Tomi dan ibunda Elvrida Gultom blak-blakan ungkap kejanggalan atas informasi hilangnya Iptu Tomi.

Dipandu Host Fiorena Jieretno, berikut petikan wawancaranya:

Kronologi sudah didapatkan keluarga?

Riah: Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari kedinasan. Yang disampaikan ke saya hanya via telepon oleh anggota dan Pak Kapolres.

Saya bahkan meminta olah TKP dan kejelasan pencarian suami saya namun tidak ada. Hasil pencarian pun tidak pernah dilaporkan ke pihak keluarga.

Ada pencarian lanjutan?

Riah: Kemarin sempat dijanjikan ke pihak keluarga jika ada pencarian lanjutan karena ini hanya pemberhentian sementara. Tapi sampai hari ini tidak ada kejelasan dari pihak Polres maupun Polda Papua Barat

Komunikasi terakhir dengan suami?

Riah: 15 Desember 2024 sebelum suami pamit beliau sempat ngomong mau ajak bicara empat mata dengan saya. Tapi saat itu saya lagi di luar rumah dan menyuruhnya untuk menunggu. Tapi dia memaksa, sampai mengejar mobil saya. Saya bilang sabar, nanti pulang baru ngobrol. 

Saat saya pulang, suami ternyata sudah tidak di rumah. Kami tidak sempat ngobrol. 
Sore hari saat suami pulang saya bertanya mau ngobrol apa. Tapi dia bilang tidak jadi. Dia hanya meminta dikirimkan sejumlah uang transportasi untuk memfasilitasi operasi senyap ini. 

Kapan Iptu Tomi ke Bintuni?

Riah: Berangkat ke hutan tanggal 15 Desember 2024 malam.

Komunikasi terakhir?

Elvri: Tanggal 15 saat anak saya berangkat bertugas, dia minta doa. Memang biasanya begitu. Sempat cerita sebentar kalau dia mau ke gunung. Jadi saya bilang jangan sembarangan di sana karena itu tempat KKB. Saya pesan tetap waspada ingat keluargamu. Dia jawab iya, katanya hanya menjalankan tugas negara.

Komunikasi selepas itu?

Riah: Tanggal 16 sekitar jam 1 dini hari dia chat tapi saya masih tidur. Pagi baru saya lihat pesannya. Saya balas tapi centang 1. Dia mengabarkan sudah perjalanan ke hutan dan meminta saya antisipasi jika terjadi hal buruk. Dia memang mengirim kontak orang-orang yang harus saya hubungi kalau terjadi hal buruk.

Kapan dapat informasi hilang?

Riah: Saya dapat kabar tanggal 18 ada kejadian seperti ini. Saya sempat mengontak nomor yang sudah diberikan dan merekalah yang membantu helikopter untuk keluarga. 

Ada rekan lain yang hilang?

Riah: Hingga hari ini cuma suami saya yang belum kembali.

Kondisi cuaca saat berangkat?

Riah: Adik suami saya yang kebetulan di Bintuni menanyakan beberapa anggota yang ada di tim, mereka bilang cuaca cerah. Tidak hujan, tidak banjir.

Penyebab ketidakjelasan ini?

Riah: Tidak adanya keterbukaan dari pihak yang bertanggung jawab ke keluarga. Saat pencarian pun pihak Polres sangat tertutup. Mereka tidak mau menerima bantuan. Padahal ada bantuan dari TNI mengirimkan pasukan tapi dipulangkan. 

Kejadian ini harusnya melibatkan basarnas, tapi ternyata hanya dua orang dan satu hari. Setelah itu tidak ada surat masuk ke basarnas. 

Padahal kejadian ini, kami butuh banyak pihak untuk pencarian. Makanya saya merasa janggal. 
Beberapa kejanggalan yang saya dapatkan sampai hari ini. Kalau hanyut jasadnya di mana. Saya menduga ada hal-hal yang ditutupi. 

Sudah menghadap Mabes Polri?

Riah: Saya bersama keluarga besar sempat menghadap ke kabareskrim dan disambut dengan baik juga. Beliau mengatakan akan menindaklanjuti.

Harapannya?

Riah: Besar harapan saya adanya keterbukaan ke keluarga.
Elvri: Kami meminta dilanjutkan pencarian dan olah TKP. sebagai ibu saya kecewa, anak saya melaksanakan tugas negara. Saya minta penjelasan di mana keberadaan anak saya.

Pak Kapolres tolong diperiksa bagaimana kronologi kejadian sebenarnya.
Sebagai pimpinan harusnya Pak Kapolres dapat memberikan penerangan ke kami. 

Rencana ketemu anggota DPR?

Riah: Kami sudah memasukkan surat ke Komisi III dan V, kami harap bisa diterima dengan baik agar semuanya bisa diperiksa, utamanya anggota-anggota yang berada di tim.  Sekitar dua mingguan surat dimasukkan tapi belum ada respon. 
 
Upaya agar kasus dapat perhatian?

Riah: Awalnya saya tidak mau memviralkan karena saya menghargai pihak terkait. tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Bahkan yang membuat saya sedikit kecewa, suami saya belum ditemukan, kenapa pihak terkait malah dapat promosi jabatan. Satu tanggung jawab saja belum diselesaikan kenapa dapat promosi jabatan. 

Jejak pencarian?

Riah: Kebetulan ayah saya di hari pencarian turut serta. Saya juga beberapa kali ikut dalam tim. Tapi hasil pencarian itu tidak pernah diinformasikan secara resmi ke keluarga. Setelah dilakukan penghentian pencarian, kami keluarga sempat mencari sendiri. 

Kendala tim pencarian?
Riah: Yang dilaporkan alam di Papua, seperti arus. Tipe sungai di sana kadang-kadang bisa surut dan kering sekali. Tapi kalau banjir arusnya kencang. Saya dapat informasinya dari masyarakat setempat.

Pihak yang ikut membantu?

Riah: Pihak-pihak yang harusnya ikut serta tidak diizinkan. Bahkan ada masyaraat yang mau ikut pencarian tidak diperbolehkan. Pasukan TNI yang diperbantukan dipulangkan, tidak diberangkatkan ke TKP. Inilah yang membuat saya bertanya-tanya kenapa pencarian suami saya dibatasi. Hanya intern polres. Saya dapat informasi yang memulangkan dalah kabag ops Sakaria. 

Alasan pemulangan?

Riah: Tidak ada informasi, saya juga sempat ketemu kabag ops tapi tidak menjelaskan alasannya.
Waktu itu saya datang ke ruangan Kapolres dan ada pak kabag ops tapi saat itu tidak dijelaskan secara jelas. Terputar-putar. Pak kapolres yang menjelaskan mis komunikasi soal pemulangan. 

Operasi pertama suami Anda?

Riah: Suami saya sudah sering melakukan tugas ini. Sebelumnya pernah menarik anggota KKB dipulangkan ke NKRI dengan selamat. Sebelum-sebelumnya suami saya juga tidak pernah mengatakan hal-hal buruk. Barulah kali ini dia bicara seperti itu.

Sempat cerita soal tugas ini?

Riah: Sebelum berangkat memang sempat menanyakan pendapat saya soal pengejaran KKB.

Pesan khusus Anda?

Riah: Saya mohon kepada Pak Presiden, Wakil Presiden, petinggi-petinggi Polri untuk diusut tuntas apa sebenarnya yang terjadi pada suami saya. Kami punya anak kecil, butuh penjelasan, tidak mungkin hilang tanpa jejak. 

Saya mohon agar anggota tim dan pihak terkait yang ada di sana diperiksa lagi, supaya ada keterbukaan dan pencarian suami saya.

Saya juga memohon kepada anggota DPR RI Komisi III dan V agar kami disambut dengan baik, bisa membantu kami. 

(Tribun-Timur.com/hasriyani latif)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved