Tak Ingin Ada Masalah di Proyek PSEL, Munafri Arifuddin: Masa Kita yang Tanggung Nanti
Munafri Arifuddin ingin memastikan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut berjalan sesuai regulasi yang ada.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin akan mereview proyek Pengelolaan Sampah berbasis Energi Listrik (PSEL).
Munafri Arifuddin ingin memastikan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut berjalan sesuai regulasi yang ada.
Hal ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah di kemudian hari
"Kan saya masuk, ini semuanya sudah berjalan. Nah, ini saya akan mereview benar-benar, melihat aturan-aturannya, jangan sampai ada pola peraturan yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi pakem, sehingga ini nanti bisa bermasalah di kemudian hari," ucap Munafri Arifuddin diwawancara di Balaikota Makassar Jl Ahmad Yani, Senin (10/3/2025).
Hasil review tersebut akan menjadi acuan Pemkot Makassar untuk melanjutkan PSEL ini.
Termasuk penempatan lokasinya kata Munafri, itu menjadi salah satu bahan review sekalian dengan pembangunan PSEL di Makassar.
"Kalau memang ini semuanya sudah berjalan sesuai dengan apa yang jalan dengan baik, ya silakan. Tapi kalau tidak, ya masa kita mau menanggung hal-hal yang tidak kita lakukan," ujarnya.
Appi-sapaanya akan memperhatikan dengan jeli detail kontraknya seperti apa.
Berapa lama proses pembangunannya, seperti apa model kerjasama atau investasinya, hingga proses pembiayaannya.
"Setelah melihat semuanya, baru kita ambil keputusan. Karena ini kan saya harus lihat dulu semuanya, data-datanya dari A sampai terakhir, kondisi terakhirnya seperti apa," tegasnya.
Di lain sisi, Appi menilai proyek ini memang sangat dibutuhkan.
PSEL bisa menjadi solusi untuk Makassar yang darurat sampah.
Hadirnya PSEL akan mengurai sampah rumah tangga menjadi energi terbarukan.
"Kita lagi mencari bagaimana nilai prosesing-prosesing yang akan jalan. Jadi sampah-sampah yang ada dari rumah tangga ini, sampahnya di TPA itu residu," ujarnya.
"Prosesnya akan berjalan. Mudah-mudahan di semua kelurahan akan kita edukasi untuk ini. termasuk rumah tangga, termasuk anak-anak sekolah. Ini programnya," sambungnya.
Diketahui, proyek PSEL ini berlokasi di Kompleks Pergudangan Green Eterno, Parangloe Kecamatan Tamalanrea.
Luas lahan pembangunan PSEL tersebut mencapai 6,1 hektare.
Melalui PSEL ini, dalam 10 tahun ke depan penanganan persampahan di Kota Makassar dapat diatasi dengan baik dan efektif.
Juga dapat berkontribusi dalam penyediaan sumber listrik yang berkelanjutan di Kota Makassar.
Danny Pemanto Tandatangan Kontrak dengan Konsorsium
Usai melalui proses panjang, selama kurun waktu dua tahun, proyek ini memasuki perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga.
Penandatangan kerjasama ini dilakukan oleh Wali Kota Makassar, Danny Pomanto bersama, CTO of Sus Shanghai, Jiao Xuejen, serta Direktur Utama PT Sarana Utama Synergy, Yee Wai Kuen.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Selasa (24/9/2024).
Ada tiga dokumen yang ditandatangani, antara lain dokumen perjanjian kerjasama dengan PT SUS Shangai terkait dengan kesepahaman pembangunan, pengelolaan PSEL antara dua belah pihak dan membangun komitmen untuk mengelola PSEL dengan baik.
Dokumen kedua terkait perjanjian KSPI yang meliputi pemanfaatan aset lahan TPA Tamangapa seluas 3,1 hektare beserta nilai clawback.
Ketiga terkait dokumen kerjasama proyek lahan dan pabrik di Tamalanrea seluas 6,1 hektare yang akan dimanfaatkaan selama 30 tahun mendatang.
Danny mengakui, perjalanan proyek ini diwarnai dengan banyak polemik.
Karena itu, ia sangat bahagia bisa memperjuangkan proyek besar yang akan menjawab masalah persampahan di Kota Makassar.
“Alhamdulillah penandatanganan yang dilakukan hari ini berjalan dengan baik. Gembira betul karena setelah perjalanan panjang kami menunggu dan beberapa kendala akhirnya kerja keras teman-teman untuk mewujudkan kota Makassar ramah lingkungan ini akhirnya terwujud,” ucap Danny.
Kata Danny, permasalahan yang kerap diresahkan masyarakat terkait sampah dan lingkungan bisa segera teratasi.
Nantinya tidak akan ada lagi timbunan sampah menggunakan di TPA Tamangapa, semuanya akan diolah untuk menghasilkan energi listrik.
Bau busuk yang membuat warga tak nyaman juga perlahan akan membaik.
“Semuanya diolah dan menghasilkan listrik dengan teknologi ramah lingkungan, dimana semua polutan, diantaranya bau, lindi, udara, dan tanah akan memenuhi syarat baku mutu lingkungan, sesuai dengan harapan kita bersama. Teknologinya kan bukan dari kita yang tentukan tapi kami harap bisa menjadi jawaban baik bagi kita,” ungkapnya.
Karenanya, pada momen ini, Danny berterima kasih kepada Kementerian atas setiap dukungan serta fasilitas yang telah diberikan dalam rangka menyelesaikan perjanjian kerjasama ini.
Sementara itu, Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser, mengatakan sesuai amanat Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan ini berlokasi di Kota Makassar dengan kapasitas dapat mengelolah sampah sebesar 1.300 ton per hari.
Proyek ini pun akan dilengkapi dengan dua jalur pembakaran berkapasitas 2x650 ton per hari dan satu unit pembangkit uap berkapasitas 1x35 MW.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional untuk pengolahan sampah di Indonesia proyek ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah yang semakin serius tetapi juga secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca, mendukung Indonesia dalam mencapai target netral karbon,” tuturnya.
Sementara, CTO SUS Environment, Jiao Xue Jun dalam sambutannya menyatakan partisipasinya dalam proyek pembakaran sampah untuk pembangkit listrik di Makassar ini sebagai perusahaan energi bersih terkemuka di China.
“Kami akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen kami untuk memastikan pembangunan dan operasi proyek yang efisien, serta memberikan dorongan baru untuk perkembangan berkelanjutan,” sebutnya.
Proyek ini diperkirakan akan segera dilakukan ground breaking pada akhir tahun 2024 dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026 serta diharapkan akan menjadi proyek percontohan penting di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Selama masa pembangunan proyek juga akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan mendorong perkembangan rantai industri terkait.
Kerjasama ini tidak hanya memperdalam kolaborasi antara China dan Indonesia di bidang energi hijau dan perlindungan lingkungan tetapi juga merupakan pencapaian penting dalam kerangka inisiatif "Belt and Road". (*)
Andi Ugi 33 Tahun Jadi Anggota Dewan, dari Bantaeng ke Sulsel |
![]() |
---|
Unhas dan Pemerintah Kota Tarakan Kolaborasi Bidang Pendidikan dan Kesehatan |
![]() |
---|
Jenderal Asal Makassar Tidak Lagi Jabat Menko Polkam Ad Interim |
![]() |
---|
Pasca Demo Rusuh Makassar, RT/RW Biringkanaya Siaga di Posko Siskamling, Camat Kerahkan 545 RT |
![]() |
---|
Alex Tanque Absen Lawan Persija Jakarta, PSM Makassar Siapkan Abu Kamara dan Jacques Medina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.