Musda Golkar Sulsel
Nirwan Arifuddin: Musda Golkar Sulsel Ibarat Kapal Besar, Pasti Hadapi Ombak Tinggi
Nirwan Arifuddin prediksi Musda Golkar Sulsel 2025 kembali memanas. Dinamika politik internal Golkar selalu membawa potensi konflik.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Sulsel 2025 diprediksi akan kembali memanas.
Sejumlah figur kuat bakal bersaing memperebutkan posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel, memicu dinamika politik internal yang semakin bergelora.
Ketua Golkar Bulukumba Nirwan Arifuddin mengakui, sejak era pasca-reformasi, Musda Golkar Sulsel selalu diwarnai konflik dan dinamika internal yang panjang.
Ia menegaskan, polemik dalam Musda bukan hal baru bagi Partai Golkar Sulsel.
"Sejak kepemimpinan HM Amin Syam, dinamika politik di internal partai selalu memanas setiap kali Musda digelar. Hal serupa terjadi di era kepemimpinan Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Syahrul Yasin Limpo (SYL), Nurdin Halid, hingga Taufan Pawe," ujarnya, Kamis (6/3/2025).
Setiap pergantian kepemimpinan selalu dihiasi riak-riak politik yang cukup besar.
Namun, menurut Nirwan, konflik dalam Musda Golkar hanyalah bagian dari dinamika demokrasi internal yang selalu bisa diselesaikan setelahnya.
Bagi Nirwan, Golkar ibarat kapal besar yang pasti menghadapi ombak tinggi di perjalanan.
Meski demikian, partai beringin tetap mampu berlayar dengan stabil dan kembali tenang setelah melewati badai.
"Ombak besar pasti ada, tapi setelah itu kita akan kembali tenang. Golkar ini ibarat kapal besar, kalau lewat di pantai Makassar pasti tinggi ombaknya, tapi setelah itu, kita semua menyelam ke bawah, ya pasti adem,” ujar Nirwan Arifuddin.
Dinamika ini bukanlah hal baru. Sejarah mencatat Musda Golkar Sulsel seringkali diwarnai dengan polemik dan konflik internal, bahkan berujung pada protes hingga laporan ke pihak berwajib.
Namun, Golkar sebagai partai besar selalu mampu kembali solid.
"Dinamikanya memang selalu ada, tetapi setelahnya akan kembali adem," tegasnya.
Yang terpenting, menurut Nirwan, adalah soliditas partai.
Dinamika dalam Musda Golkar Sulsel adalah bagian dari proses politik yang wajar di partai besar seperti Golkar.
Meski ada perbedaan pandangan dan persaingan antar kandidat, ujungnya harus tetap bermuara pada persatuan dan kekuatan kolektif partai.
"Golkar ini bukan partai baru. Sejak dulu, kita sudah terbiasa dengan dinamika seperti ini. Yang penting, setelah Musda selesai, semua kader kembali bersatu demi kejayaan Golkar di Sulsel," pungkasnya.
Beberapa figur yang santer disebut bakal maju dalam Musda 2025 antara lain Ketua Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Ketua Harian Golkar Sulsel Kadir Halid, dan mantan Bupati Pangkep Syamsuddin Andi Hamid.
"Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga soliditas partai, karena pada akhirnya Golkar Sulsel harus tetap satu. Golkar ini bukan partai baru," tutup Nirwan.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Adi Suryadi Culla menilai Musda kali ini berpotensi mengulang polemik seperti periode sebelumnya.
Menurut Adi Suryadi, peta kekuatan di internal Golkar Sulsel masih terpecah.
"Nampaknya ada potensi akan terulang kembali, kalau melihat peta figur yang muncul dengan berbagai latar belakang," kata Adi Suryadi kepada Tribun-Timur, Kamis (6/3/2025).
Prediksi memanasnya Musda Golkar Sulsel 2025 bukan tanpa alasan.
Sejarah mencatat musda-musda sebelumnya selalu diwarnai konflik internal yang tajam, salah satunya Musda 2020 yang berujung pada polemik panjang.
Persaingan antara kubu Taufan Pawe dan Nurdin Halid sempat memanas hingga ke ranah hukum.
"Jika tidak ada komunikasi politik yang baik antarfigur dan elite partai, Musda 2025 bisa kembali berujung pada perpecahan. Sejarah Golkar Sulsel menunjukkan persaingan internal kerap sengit," ujar Adi.
Adi juga menyampaikan kemungkinan gesekan antara kubu Taufan Pawe dan Nurdin Halid, yang sering berkonflik.
Untuk menghindari konflik berkepanjangan, diperlukan konsolidasi yang matang di internal Golkar Sulsel.
"Golkar Sulsel harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Jika ingin tetap solid, rekonsiliasi antarfigur harus dilakukan sebelum Musda dimulai," tegasnya.
Golkar Sulsel Tentukan Pemimpin Baru Setelah Idul Fitri, Musda Dijalankan Mei-Juni 2025
Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) akan digelar setelah Idul Fitri.
Hal itu diungkapkan Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Andi Marzuki Wadeng, saat dihubungi, Rabu (12/2/2025).
"Belum ada tanggalnya, tapi kemarin di Rakernas diputuskan itu setelah Idul Fitri," ujarnya.
Marzuki mengungkapkan bahwa keputusan tersebut merupakan hasil dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, pada Sabtu (8/2/2025).
“Mungkin bulan 5 atau 6 (Mei atau Juni) lah kira-kira,” ungkapnya.
Saat ini, Marzuki menyebut pihaknya masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari DPP Golkar yang tengah menyusun petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) untuk Musda tersebut.
"Setelah itu, baru dapat dipastikan kapan tepatnya Musda akan digelar," jelasnya.
"Kita tunggu pedoman dari DPP. Setelah Rakernas kan bertepatan dengan Bulan Ramadan, terus Idul Fitri. Setelah itu kan orang kadang-kadang masih pergi silaturahmi ke kampung dan sebagainya. Jadi DPP mengatakan idealnya di bulan Mei,” tambah Marzuki.(*)
Taufan Pawe Kumpulkan 13 Anggota DPRD Sulsel, Ogah Singgung Musda Golkar |
![]() |
---|
DPP Pikir-pikir Nama Andi Ina dan Supriansa Jadi Calon Ketua Golkar Sulsel |
![]() |
---|
Terungkap Alasan DPP Belum Jadwalkan Musda Golkar Sulsel, Beda 5 DPD I Lain |
![]() |
---|
3 Calon Ketua Golkar Sulsel Masih Ngotot Maju, Elite DPP Pusing dan Belum Jadwalkan Musda |
![]() |
---|
Perebutan Ketua Golkar Sulsel Masih Alot, Beda 5 DPD I Lain Aklamasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.