Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kompala Unifa Turunkan Tim Bantu Evakuasi Korban Banjir Antang Makassar

Namun, saat akan mulai bergerak, tim dari Kompala mendapat informasi jika mereka tak bisa menembus Blok 10 jika menggunakan perahu karet tanpa mesin.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
zoom-inlihat foto Kompala Unifa Turunkan Tim Bantu Evakuasi Korban Banjir Antang Makassar
Kompala Unifa
EVAKUASI KORBAN BANJIR - Komunitas Pencinta Alam (Kompala) Universitas Fajar (Unifa) Makassar menurunkan tim membantu proses evakuasi warga terjebak banjir di Blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulsel, Rabu (12/2/25) siang. Sebanyak 4.301 jiwa warga Makassar mengungsi akibat banjir yang terjadi sejak Selasa (11/2/25).. 

Saat ini, empat kecamatan di Kota Makassar dilanda banjir.

Titik paling parah di Kecamatan Manggala, banjir mencapai atap rumah warga.

Hingga Rabu (12/2/25), pukul 16.30 wita, jumlah warga mengungsi karena rumahnya terendam sebanyak 4.301 jiwa. 

Dengan adanya SK tersebut, semua stakeholder khususnya yang terkait harus bergerak untuk melakukan langkah-langkah penanganan. 

"Karena sudah berstatus tanggap darurat maka pusat juga sudah akan menurunkan bantuan untuk korban banjir. Rencananya besok sudah akan tiba di Makassar. Hari ini sementara proses pengiriman," ucap Danny Pomanto. 

Menurut Danny, banjir kali ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Untuk itu, Danny berharap masyarakat segera mengungsi ke tempat tempat pengungsian yang telah disiapkan.

"Karena kalau masih bertahan di rumah dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, mereka juga tidak terdata sehingga sangat sulit memberikan bantuan logistik," ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, SK tanggap darurat itu menyatakan bahwa Makassar dalam kondisi darurat bencana banjir.

Untuk itu, seluruh elemen diharapkan untuk terlibat dalam penanganan atas risiko bencana banjir yang terjadi. 

"Dalam kondisi tanggap darurat artinya semua terlibat,  jadi seluruh SDM-nya bisa digerakkan," ucap Achmad Hendra Hakamuddin. 

Dalam status darurat bencana ini, Pemerintah Kota Makassar bisa menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT) dalam penanganan banjir. 

Achmad Hendra mengakui, kondisi banjir tahun ini cukup parah. 

Katanya, banjir biasanya terjadi karena hujan yang lebat hingga sangat lebat dengan durasi yang panjang. 

Namun kali ini berbeda, meski hujan turun dengan curah yang tinggi namun durasinya tidak terlalu lama atau ada jeda beberapa waktu. 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved