Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ternyata Bukan Cuma NPD, Ini Alasan Lain Kapolda Jabar Pecat Valyano Boni Raphael dari SPN

Valyano Boni Raphael dipecat dari SPN Polda Jabar enam hari sebelum pelantikannya sebagai anggota Polri.

Editor: Sakinah Sudin
YOUTUBE TVR PARLEMEN
SISWA SPN DIPECAT- Tangkap layar YouTube TVR Parlemen an diambil Sabtu (8/2/2025) memperlihatkan sosok Valyano Boni Raphael saat sidang Komisi III DPR RI RDP dan RDPU terkait pemberhentian siswa SPN Polda Jabar. Valyano Boni Raphael dipecat dari SPN Polda Jabar enam hari jelang pelantikan karena disebut idap NPD. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Fakta baru terungkap dalam kasus pemecatan Valyano Boni Raphael, siswa bintara dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat (Jabar).

Diketahui, Valyano Boni Raphael dipecat dari SPN Polda Jabar enam hari sebelum pelantikannya sebagai anggota Polri.

Siswa Bintara SPN Polda Jabar itu dikeluarkan dari SPN pada 3 Desember 2024.

Valyano Boni Raphael dipecat karena disebut mengidap Narcisstic Personality Disorder (NPD).

Belakangan terungkap, ada alasan lain Valyano Boni Raphael dipecat atau dikeluarkan dari SPN Polda Jabar.

Hal tersebut diungkap Kepala SPN Polda Jabar Kombes Dede Yudy Ferdiansah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, Kamis (6/2/2025), dikutip dari YouTube TV Parlemen, Selasa (11/2/2025).

Dalam rapat tersebut, Kombes Dede Yudy Ferdiansah mengatakan bahwa dikeluarkannya Valyano juga karena tidak disiplin.

Dia mengungkapkan Valyano banyak tidak mengikuti jam pelajaran atau pendidikan sebagai standar minimal.

Adapun, kata Dede, persentase kehadiran Valyano hanya mencapai 19,33 persen.

"Yang bersangkutan tidak mengikuti pelajaran kelas sebanyak 132 jam pelajaran 12 persen dan perjalanan lapangan sebanyak 100 JP 8 persen. Sehingga keseluruhan 223 JP atau 19,33 persen."

"Dari aturan yang ada, melebihi 12 persen, 144 JP dari total 1.200 JP," jelas Dede.

Alasan lain, Valyano Boni Raphael pernah berbohong soal riwayat mengikuti pendidikan.

Dede mengatakan Boni berbohong saat proses Penelusuran Mental Kepribadian (PMK).

 Ketika mengisi Litpers, yaitu tes untuk menelusuri latar belakang, sikap, dan cara hidup calon Bintara, Boni dikatakan mengaku tak pernah mengikuti pendidikan militer.

Tetapi, setelah pihak SPN Polda Jabar berkoordinasi dengan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Sekolah Bintara TNI Angkatan Laut (Kodiklatal Seba TNI AL), diketahui Boni pernah mengikuti pendidikan pada 2023.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved