Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini HM Arief Rosyid Hasan

Muara Peradaban Islam di Jampue

Sebagai salah satu pusat Pelabuhan di Sulawesi Selatan, Lanrisang- Pinrang bukan sekadar jalur ekonomi.

Editor: Sudirman
HM. Arief Rosyid Hasan
OPINI - HM. Arief Rosyid Hasan Founder Merial Institute dan Muda Pro. Arief Rosyid merupakan penulis Opini Tribun Timur.   

Oleh: HM. Arief Rosyid Hasan

Founder Merial Institute dan Muda Pro
 
TRIBUN-TIMUR.COM - Di sepanjang pantai Selat makassar, sebuah daerah dikenal Lanrisang menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai wilayah di belahan dunia. 

Sebagai salah satu pusat Pelabuhan di Sulawesi Selatan, Lanrisang- Pinrang bukan sekadar jalur ekonomi.

Namun menjadi jalan bagi orang-orang luar untuk datang membawa pengaruh ideologi dan kepercayaan kepada masyarakat sekitar.

Utamanya ketika Islam telah diterima di Sulawesi Selatan sekitar abad 16 (The Bugis, 1996) dan mengalami perkembangan pesat yang menjadikan Islam sebagai agama berpengaruh di nusantara. 

Peluang menyebarkan dan mempelajari agama Islam di tanah Sulawesi sangat terbuka ketika Lanrisang menjadi tempat yang memudahkan mobilisasi warga.  

Maka sekitar abad 17, tibalah seorang ulama keturunan Ishmir – Turki, Muhammad Abdullah Affandi di Lanrisang.

Beliau datang dan menetap di Lanrisang, hingga mendapatkan kepercayaan dari kerajaan Pawelloi Datu Lanrisang untuk melakukan syiar Islam.

Keputusan itu tentu bukan tanpa alasan, Muhammad Abdullah Affandi dikenal sebagai ulama yang tegas, cerdas, dan tekun dalam menyelesaikan tugasnya.

Makam Muhammad Abdullah Affandi dapat dijumpai di salah satu masjid tua Jampue, yakni masjid At-Taqwa yang berdiri pada tahun 1750 M/1171 H. Masjid At Takwa berdiri atas perintah La Massomppa putra dari La Tenricau.

Letaknya berada persis di bibir pantai Jampue.

Keteladanan AGH Muhsin Umar

AGH Muhsin Umar kecil seorang yang ulet dan cerdas. Selepas sholat berjamaah, AGH Muhsin Umar akan membuka kitab kuning dan mengaji bersama. Beliau membaca Al-Qur’an, fiqih, akhlak, dan sebagainya.

Lalu di waktu senggangnya, beliau mengikuti Ayahnya, Syekh Umar Affandi mengisi pengajian. Hidup di lingkungan ulama mendukung AGH Muhsin Umar untuk terus belajar Islam.

Beliau tumbuh dan menjadi murid yang sangat terpacu untuk menggali ilmu fiqh, ilmu falaq, ruhaniyah, ruhul hayah, dan ruhul tamyiz.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved