Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Andi Yahyatullah Muzakkir

Kiai Ahmad Dahlan, Universitas dan Konsesi Tambang

Muhammadiyah memiliki organisasi otonom  dan amal usaha yang konsen pada “Pencerdasan Bangsa.”

Editor: Sudirman
ISTIMEWA
OPINI - Andi Yahyatullah Muzakkir Founder Sekolah Kota dan Anak Makassar Voice. 

Sebagai kader Muhammadiyah, saya belajar dan juga masih mengingat beberapa literatur terkait Muhammadiyah.

Awal Muhammadiyah dirintis oleh Kiyai Ahmad Dahlan, sejarah telah mencatat bahwa gagasan besar Muhammadiyah adalah sebagai gerakan islam modern.

Sehingga kiai Ahmad Dahlan dikenal sebagai pembaharu Islam. Pembaharu Islam ini juga bisa didevenisikan sebagai gerakan “pemurnian Islam”.

Latar belakang pada saat itu melihat kebiasaan beragama masyarakat yang masih banyak menyimpang.

Sehingga, masa awal Muhammadiyah konsen dan bergerak pada “pemurnian ajaran Islam” yakni yang kita kenal hari ini dengan pemberantasan TBC (Takhayul, Bi’dah, Curafat), sebagai kader Muhammadiyah ini sudah menjadi sejarah yang patut di ketahui.

Lalu setelahnya, Kiai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah dengan kental diwarnai oleh model-model modern.

Kiai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah modern sebab basisnya pada saat itu adalah kota. Ini tentu yang mengukuhkan Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan yang kontekstual.

Muhammadiyah hadir dengan merespon masalah-masalah sosial termasuk cara beragama masyarakat kala itu.

Sehingga  kiai Ahmad Dahlan dipandang sangat selaras mendirikan Muhammadiyah dengan merespon keadaan zaman pada masa itu.  

Sehingga, sekolah-sekolah yang hadir pada masa itu adalah penggabungan dari ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan umum.

Sekali lagi, sebagai kader saya menganggap bahwa masa awal Muhammadiyah memiliki gerakan yang konsen pada “pemurnian ajaran Islam dan pada pendidikan dalam pencerdasan bangsa”

“Bagaimana konteks Muhammadiyah hari ini?”

Organisasi ini tentu mengalami perubahan-perubahan kultural seiring dengan perkembangan zaman.

Seiring juga dengan arus liberalisme dan sistem demokrasi membuat segala ruang terbuka secara luas dan kompetitif.

Sehingga, arus yang tak terelakkan hari ini adalah arus “pragmatisme” dimana arus ini masuk pada semua lini kehidupan termasuk Muhammadiyah sendiri.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved