Opini Andi Yahyatullah Muzakkir
Kiai Ahmad Dahlan, Universitas dan Konsesi Tambang
Muhammadiyah memiliki organisasi otonom dan amal usaha yang konsen pada “Pencerdasan Bangsa.”
Oleh: Andi Yahyatullah Muzakkir
Founder Sekolah Kota dan Anak Makassar Voice
TRIBUN-TIMUR.COM - Kira-kira apa tanggapan Kiai Ahmad Dahlan melihat amal usaha Muhammadiyah hari ini ditawari konsesi atau IUP, Izin Usaha Pengelolaan tambang untuk perguruan tingginya?
Ada hal amat menarik bagi saya melihat Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat tertua dan terbesar yang berdiri tahun 1912.
Saya sebagai kader Muhammadiyah, melanjutkan sekolah di Universitas Muhammadiyah Makassar, lalu mengikuti jenjang pengkaderan di salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dari Darul Arqam Dasar, Darul Arqam Madya, hingga mengikuti Latihan Instruktur Dasar.
Dari semua jenjang perkaderan yang saya tempuh ini banyak hal penting yang saya pelajari, amati, rasakan hingga mengambil banyak pelajaran dan pengalaman yang mengubah cara pandang saya terhadap kehidupan dan realitas sosial.
Muhammadiyah memiliki organisasi otonom dan amal usaha yang konsen pada “Pencerdasan Bangsa.”
Bergerak pada bidang pendidikan membuat Muhammadiyah hingga hari ini tentu masih dipandang murni dan memiliki tujuan yang sangat mulia, yakni mencipta masyarakat Islam yang sebenar-benarnya melalui jalan pendidikan dan pencerdasan.
Pasca mengikuti jenjang kekaderan di ortom Muhammadiyah, followupnya sangat jelas yakni bahwa organisasi ini konsen pada pengkajian dan pengembangan keilmuan.
Bergerak pada bidang intelektualitas makin mengukuhkan bahwa sebagai kader Muhammadiyah secara sadar harus memahami agama dan mendakwahkan agama mesti dengan cara pandang yang rasional.
Pada pengkajian dan pengembangan keilmuan ini juga membuat para kader menuju pematangan cara berpikir dan cara pandang dalam merespon realitas sosial. Sehingga, Muhammadiyah dan ortomnya selain organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, juga adalah organisasi kader.
Organisasi Muhammadiyah hari ini sungguh sangatlah mapan. Sebab jelas pijakan dasarnya mengacu pada Al-Qur’an Al-Imran ayat 104 “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru pada kebajikan, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Pijakan ini yang tentu membuat Muhammadiyah bersama kader dan simpatisan menjadi makin meluas.
Memiliki hirarki struktur yang sangat rapi dari pusat hingga akar rumput. Dan semua kader bekerja pada gerakan kultural dengan konsen pada “pencerdasan bangsa.”
“Bagaimana Muhammadiyah era Kiai Ahmad Dahlan?”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.