Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

30 Eks Napi Teroris di Makassar Dilatih Jadi Teknisi AC

Sebanyak 30 eks napiter di Makassar dilatih menjadi teknisi AC sebagai bagian dari program pencegahan terorisme dan kewirausahaan.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun-Timur.com
Suasana pelatihan servis AC yang diikuti eks Napiter di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar, Kementerian Sosial RI, Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Selasa (21/1/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Sebanyak 30 mantan narapidana terorisme (Eks Napiter) menatap kehidupan baru dengan belajar menjadi teknisi Air Conditioner (AC).

Mereka yang merupakan eks Napiter dari Sulsel, Sultra, dan bekas anggota Jamaah Islamiyah dilatih untuk berwirausaha menjadi teknisi AC.

Pelatihan itu berlangsung di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar, Kementerian Sosial RI, Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, pada Selasa (21/1/2025).

Pelatihan servis AC dikhususkan untuk mantan narapidana dan orang terpapar paham radikalisme berbasis kekerasan.

Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono mengatakan pelatihan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam pencegahan tindak pidana terorisme.

Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme.

"Kegiatan pelatihan Teknisi AC disponsori oleh PT Astra dan juga diinisiasi oleh Densus 88 serta BBPPKS Kemensos. Ini merupakan kolaborasi," kata Komjen Pol Eddy Hartono seusai membuka pelatihan itu.

Eddy mengungkapkan, pelatihan ini tidak hanya bertujuan memberikan keterampilan teknis, tetapi juga mendukung program nasional untuk membuka lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

Ia pun menganggap program pelatihan itu sejalan dengan visi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Yaitu membuka lapangan kerja yang berkualitas dan mendorong kewirausahaan. Dan ini juga merupakan program berkelanjutan. Makanya ini dibekali," ujarnya.

Eddy juga menekankan pentingnya pelatihan ini dalam membangun kemandirian para peserta.

Tujuannya agar mereka dapat memiliki keterampilan yang menghasilkan penghasilan untuk mendukung kebutuhan keluarganya.

Hal senada diungkapkan oleh Brigjen Torik Triyono, Analisis Kebijakan Bidang Penindakan Densus 88.

Brigjen Torik mengatakan, mereka yang diajari teknik memperbaiki AC tidak dipaksa.

"Densus 88 mencoba mendata. Ini tergantung pada asesmen, mana yang berminat. Apakah berminat untuk kewirausahaan atau hal lain. Kita berkewajiban mengarahkan," jelas Torik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved