Zakir Sabara Desak Polisi Tangkap Penembak Rudi S Gani
Padahal, sejauh ini sudah 42 saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik Satreskrim Polres Bone dalam peristiwa pembunuhan di penghujung 2024 itu.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Sudah memasuk hari ke-12, kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, belum juga terungkap.
Padahal, sejauh ini sudah 42 saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik Satreskrim Polres Bone dalam peristiwa pembunuhan di penghujung 2024 itu.
Selain itu, 12 pucuk senapan dalam pengusutan kasus heboh di malam pergantian tahun ini, juga telah disita polisi.
Sekretaris Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Sulsel, Prof Dr Ir Zakir Sabara, pun angkat bicara ihwal peristiwa menggemparkan di kampung halamannya itu.
"Selaku putra daerah Lappariaja Bone dan keluarga korban mendesak polisi untuk segera mengungkap kasus penembakan ini," kata Prof Zakir kepada tribun Minggu (12/1/2025) Siang.
Sebagai mantan Staf Ahli Kapolda Sulsel, Guru Besar Teknik Kimia FTI UMI ini yakin akan kemampuan tim Polda Sulsel dalam pengusutan kasus menonjol seperti itu.
Jebolan Aktivis 98 ini, pun optimis Tim Polres Bone dan Polda Sulsel mampu menunjukkan taringnya sebagai aparat penegak hukum yang handal dalam pengusutan sebuah kasus.
"Saya tidak pernah meragukan kemampuan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus apalagi kasus kriminal seperti ini, dalam berbagai kasus sebelumnya Polda Sulsel dan Polres Bone banyak mengungkap kasus berat dan lebih rumit dari ini," jelasnya.
Selain itu, Zakir yang juga lahir di lingkungan Polri, menyakini tidak ada kejahatan sempurna dalam sebuah kasus.
"Kamipun selalu percaya bahwa dalam kasus kriminal apapun, tidak ada kejahatan yang dilakukan secara sempurna," terang Prof Zakir.
"Selalu ada celah yang bisa dijadikan polisi sebagai bukti petunjuk untuk mengungkap dan menangkap pelaku sesungguhnya," lanjutnya.
Olehnya itu, lanjut Zakir, agar tidak menjadi polemik di masyarakat dan agar tidak menimbulkan praduga praduga berlebihan ditengah masyarakat, pelaku dalam kasus ini harus segera terungkap dan ditangkap.
"Saya berharap Polda Sulsel dan Polres Bone segera ungkap dan tangkap pelaku penembakan ini. Sekaligus agar motif penembakan bisa terungkap dengan jelas sesuai fakta kejadian," tegasnya.
Prof Zakir juga meminta agar warga, tokoh masyarakat dan tokoh agama dan pemuda juga turut membantu polisi dalam mengungkap kasus yang menjadi atensi nasional ini.
Posisi penembak bak SniperĀ
Terungkap posisi penembak misterius saat mengeksekusi pengacara Rudi S Gani, di Dusun Limpoe, Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Pantauan tribun di lokasi kejadian Selasa (9/1/2025) sore, tampak garis polisi masih terpasang tepat di bangunan yang bakal dijadikan kantor hukum oleh Rudi.
Di dalam bangunan seluas 4x6 meter yang pengerjaan hampir rampung itu, Rudi merenggang nyawa.
Ia ditembak menggunakan peluru kaliber 8 mellimeter, saat makan malam bersama keluarganya sambil menanti malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024).
Peluru yang disebut dimuntahkan dari laras senapan angin itu, menembus pipih tepat di sisi kanan hidung Rudi.
Proyektil peluru yang ditemukan Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel bersarang di tulang lehernya.
Temuan posisi peluru di tulang leher itu, menguatkan dugaan pelaku membidik Rudi, di tempat yang lebih tinggi.
Pasalnya, selain lokasi kejadian (bangunan kantor Rudi), polisi juga memasang police line (garis polisi) di pekarangan samping rumah warga.
Posisi rumah warga itu berada di atas tebing setinggi 1-2 meter dari jalanan dusun tepat di depan kantor yang dibangun Rudi.
Jaraknya pun hanya sekitar 15-20 meter dari posisi bangunan kantor tempat Rudi tertembak.
Di pekarangan samping rumah panggung tersebut, terdapat tumbuhan lengkuas, serre, kelor, pohon kelapa dan juga kandang ayam.
Polisi juga disebut menemukan ranting lengkuas yang patah, saat melakukan olah TKP seusai kejadian.
"Diduga disitu posisi itu yang menembak, karena ada rantingnya itu lengkuas patah infonya waktu dicek sama polisi," ucap salah satu warga di lokasi.
Selain itu, di dalam garis polisi juga terdapat tumpukan kayu bakar yang disusun rapih.
Saat bidikan lensa kamera 70-200 mm tribun, disejajarkan dari sudut lokasi yang digaris polisi dengan posisi duduk Rudi di dekat pintu belakang kantor, terlihat cukup presisi.
Terlebih, empat jendela bangunan kantor yang sudah hampir rampung tersebut belum dipasangi kaca dan pintu depan.
Dugaan posisi penembak berada tidak jauh dari lokasi kejadian, juga dikuatkan dengan pernyataan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan.
"Yang jelas berdasarkan hasil Labfor, korban ditembak dari jarak sekitar 15 meter," ucap Yudhiawan kepada tribun saat di Mapolres Enrekang, Selasa (7/1/2024).
Mertua Rudi, Syamsul Alam (75) yang ditemui di rumahnya, mengaku mendengar dengan jelas suara tembakan saat kejadian malam penghujung 2024 itu.
Saat itu, kata Syamsu Alam, dirinya ikut makan ikan bakar bersama Rudi dan keluarga lainnya di dalam kantor.
"Iye jelas sekali kedengaran kalau itu suara tembakan, bahkan disaat yang lainnya bilang pecah pembuluh darah hanya saya yang bilang kalau Rudi itu ditembak," jelasnya.
Dirinya semakin yakin Rudi ditembak, saat tak sengaja menyentuh luka di bawah mata kanan korban yang berlumuran darah.
"Karena saya sempat memegang luka nya dan dalam itu," bebernya.
Pakai Kostum Brimob, SD Inpres 3/77 Timurung Pertahankan Juara Gerak Jalan Indah Tingkat SD Se-Bone |
![]() |
---|
Tentara Bone Kerja Bakti di Taman Makam Pahlawan Jelang HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga Bone Plesetkan PBB Jadi 'Pajak Bumi untuk Beramal' Gara-gara Naik 300 Persen |
![]() |
---|
Sosok Aktivis Bone Rafli Fasyah Sindir Akmal Pasluddin Tak Pro Rakyat hingga Dicuekin Asman |
![]() |
---|
Profil A Asman Sulaiman dan A Akmal Pasluddin Bupati dan Wabup Bone Naikkan PBB-P2 300 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.