Forum A20 Gelar Sharing Session seri 9, Bahas Modus dan Pencegahan Tipikor dalam Jasa Konstruksi

TRIBUN-TIMUR.COM – Forum A20 mengadakan Sharing Session yang ke-9 pada Sabtu, 11 Januari 2025, dengan tema Praktek Tipikor Jasa Konstruksi: Modus dan Pencegahannya.

Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui Zoom dan diikuti oleh hampir 200 peserta dari berbagai profesi di bidang konstruksi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ar. Ir. Haryanto Bakri ST, MT, IPP, IAI, selaku perwakilan dari Forum A20, yang menyampaikan pentingnya edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai praktik korupsi dalam dunia konstruksi.

Beliau menekankan bahwa upaya pencegahan tipikor harus dilakukan secara menyeluruh, melibatkan seluruh pihak dalam proyek konstruksi.

Sambutan juga diberikan oleh Ar. Takdir Daming, IAI, Ketua IAI Sulbar, yang menyampaikan apresiasi terhadap Forum A20 yang telah menginisiasi diskusi ini.

Takdir berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat kolaborasi dan menciptakan ruang bagi pengembangan industri konstruksi yang lebih transparan dan akuntabel.

Prof. Dr. Ir. Rustan Tarakka, ST, MT, IPM, ASEAN Eng, Ketua PII Cabang Makassar, turut memberikan sambutan sekaligus membuka acara.

Rustan menyampaikan bahwa pengawasan dan pencegahan praktik korupsi dalam sektor konstruksi harus menjadi perhatian utama, mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kualitas dan anggaran proyek.

Narasumber utama dalam sesi kali ini adalah Dr., Ir., Muhammad Syarif, ST., MT., MM., MH., IPM., MPU., ASEAN Eng, seorang ahli konstruksi dan hukum kontrak konstruksi yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Kode Etik Keinsinyuran PII Cabang Makassar.

Dalam pemaparannya, Syarif menjelaskan berbagai modus korupsi yang sering terjadi dalam sektor konstruksi, serta faktor-faktor yang dapat memicu praktik tersebut.

Diantaranya adalah kerjasama antar pihak yang berbeda untuk memenangkan proyek secara tidak sah, pemalsuan dokumen seperti jaminan dan perizinan yang sudah kadaluarsa namun tetap dimenangkan dalam tender, serta penggantian personil inti tanpa persetujuan dari PPK.

Selain itu, narasumber juga mengungkapkan praktik manipulasi harga satuan, perubahan analisa harga satuan, hingga mutu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa salah satu penyebab utama terjadinya praktik korupsi adalah kurangnya pengendalian kontrak oleh semua pihak yang terlibat.

Tanpa pengawasan yang ketat, praktik seperti kegagalan konstruksi yang tidak ditindaklanjuti, serta penerbitan adendum tanpa alasan yang jelas, bisa terjadi dan merugikan kualitas dan anggaran proyek.

Ar. Randys Saputra, Principal of Natana Architect, yang bertindak sebagai moderator, memfasilitasi diskusi yang penuh wawasan dan interaktif. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber, yang menjawab dengan rinci mengenai cara-cara pencegahan dan pengawasan yang dapat diterapkan untuk menghindari praktik-praktik tersebut.