Opini Mubha Kahar Muang
Nefertiti, Perempuan Mesir Bergelar Firaun
Ratu Nefertiti memerintah bersama dengan Akhenaten, karenanya Nefertiti juga disebut bergelar firaun.
Berawal dari ekspedisi Howard Carter, arkeolog asal London, Inggris, lahir tahun 1874 yang mendalami kebudayaan Mesir. Carter adalah arkeolog yang begitu konsisten terhadap Mesir. Ia bekerja di wilayah Mesir melakukan penggalian dan restorasi situs dan pemeliharaan artefak Mesir Kuno, sampai akhirnya terobsesi menemukan salah satu makam Firaun Mesir kuno dari dinasti ke-18.
Ekspedisinya di sponsori oleh Lord Carnarvon, bangsawan yang gemar barang kuno dan antik.
Carter yang dibantu oleh tim dari Museum Seni Metropolitan di New York, meyakinkan Carnarvon bahwa ia hanya butuh satu kesempatan lagi. Carter begitu yakin makam tersebut terkonsentrasi di sekitar Lembah Para Raja di wilayah tepi barat, dekat Luxor, Thebes kuno di Mesir Selatan.
Ketika penggalian dilakukan, tim mulai menemukan sebuah tangga batu yang menurun di sekitar kompleks tersebut. Penggalian dilanjutkan dan terlihat bahwa tangga tersebut mengarah pada satu pintu tertutup. Carter yakin bahwa pintu itu mengarah ke makam dinasti ke-18 lalu memberitahu Carnarvon.
Ketika penggalian pintu batu menuju makam berhasil dibuka, di dalamnya terdapat lorong berdinding batuan berhiaskan hieroglif Mesir Kuno menuju pintu berikutnya. Setelah mengintip ruangan di balik pintu batu, Carter pun takjub. Makam yang dicari selama dua puluh tahun kini ditemukan.
Penemuan tersebut menjadi berita besar dan menghebohkan dalam sejarah arkeolog dan dinobatkan sebagai temuan arkeolog paling menakjubkan abad ke-20.
Temuan kompleks makam tersebut lengkap dengan artefak dan harta peninggalan Firaun yang masih utuh. Semua yang berada dalam makam tersebut masih tersegel dan belum pernah disentuh oleh siapapun sejak pemakamannya selama lebih dari 3.200-an tahun.
Ruang makam di bawah tanah tersebut dilapisi emas murni dan di dalamnya terdapat empat kuburan dengan masing-masing peti mati dari batu.
Ruangan tertata dengan baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertakhta permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, seperti pisau dan terdapat juga senjata, serta beberapa peti harta. Di dalam peti mati tersebut terdapat mumi yang disegel dengan nama Tutankhamun.
Berdasarkan tes DNA tahun 2010 terbukti bahwa Tutankhamun adalah putra Akhenaten. Peti mati terdiri dari tiga lapisan, lapisan terakhir terbuat dari lempengan emas murni berukir.
Mumi tersebut dibalut kain kafan putih berlapis permata. Bagian wajah ditutup dengan topeng emas berhias permata dan pada bagian dada terdapat kalung bunga yang warnanya masih segar.
Makam dinasti ke-18, satu-satunya situs yang tidak dijarah dan belum dijamah manusia karena pintu masuk ke makam tersebut tertutup puing-puing yang sengaja diciptakan selama pembangunan makam dinasti ke-20 Ramses yang terletak di atasnya.
Riwayat dinasti ke-18 terungkap setelah ditemukannya situs tersebut.
Kebijakan luar negeri Akhenaten didapatkan dari penemuan kumpulan Surat Amarna. Sejumlah korespondensi diplomatik berupa tablet atau lempengan tanah liat yang ditemukan di lokasi situs tersebut, adalah koleksi yang tidak ternilai.
Tablet-tablet tersebut dikirimkan kepada Akhenaten dari pemimpin daerah di seluruh pos militer Mesir dan dari pemimpin negara asing seperti dari Mitanni, Babylon, Asyur dan Hatti serta surat dari gubernur-gubernur dan raja-raja jajahan Mesir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.