Opini
Pilkada Tertutup Membuka Ruang untuk Pemimpin Berkualitas
Kalau kita menelaah jauh apa disampaikan Presiden Prabowo dan juga melihat karakter kepemimpinan yang menonjol Prabowo adalah ketegasan.
Oleh: Andi Yahyatullah Muzakkir
Founder Sekolah Kota dan Anak Makassar Voice
TRIBUN-TIMUR.COM - Sistem pemilihan legislatif proporsional tertutup dan Pilkada melalui DPRD apakah efektif dan efisien melahirkan pemimpin yang berkualitas?
Statement Presiden Prabowo Subianto bahwa Pilkada akan dialihkan melalui DPRD atau legislatif memang perlu dikaji untuk menimbang baik dan buruknya, seberapa efisien kebijakan tersebut dalam melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Serta mengkaji apakah sistem tersebut memang berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Kalau kita menelaah jauh apa disampaikan Presiden Prabowo dan juga melihat karakter kepemimpinan yang menonjol Prabowo adalah ketegasan.
maka pilkada melalui legislatif ini adalah signal penting yang harus dianggap sebagai tanda bahwa ke depan akan beralih kepada pemilihan representatif yang diwakili oleh anggota legislatif.
Ini penting untuk kita renungkan sebab sebagai bentuk kecintaan kepada NKRI, maka tentu kita semua bertanggung jawab mengawal, ikut memikirkan sistem pemilu kita agar bisa menghadirkan pemimpin yang berkualitas, yang hadir semata-mata memikirkan kesejahteraan rakyat.
Lantas, apa yang harus di persiapkan jika pilkada dialihkan ke Legislatif?
Pertama, reformasi partai politik. Ketika pilkada beralih pada legislatif, maka sudah semestinya ini berjalan sejalan dan selaras.
Bahwa partai politik juga mesti melakukan penguatan kader. Sebab, pemilihan legislatif tentu tidak memilih siapa orangnya.
Melainkan memilih partai. Sehingga, secara tidak langsung partai-partai harus melakukan pemetaan.
Dan tentu partai akan mendorong kadernya yang memiliki kualitas, kapabilitas, cerdas dan berintegritas.
Dalam artian umum partai politik akan mendorong kader-kader terbaiknya.
Kedua, pendidikan kader. Ini hal wajib yang harus di lakukan partai politik. Sebab, tentu pilkada yang dialihkan ke legislatif.
Maka, anggota legislatif yang menjadi representatif paling tidak memiliki dasar-dasar penting, tahu persoalan, dan bertanggung jawab.
Ini bisa kita artikan bahwa legislatif yang menjadi representatif di pilkada, paling utama harus memiliki kecerdasan, berwawasan luas, keberanian, kejujuran, pengalaman, integritas, ketegasan dan keberpihakan pada kebenaran.
Atau dalam artian umum memiliki moral baik. Hal ini penting sebab kita tidak ingin melahirkan pemimpin yang hanya dipandang melalui materi atau uang.
Ketiga, jalan bagi partai politik untuk mengukuhkan kepercayaan publik kepada parpol. Kalau sistem pilkada dialihkan ke legislatif otomatis partai juga harus melakukan yang terbaik.
Tidak menyia-nyiakan kepercayaan rakyat, misalnya. Karena ini akan menjadi penilaian dan cerminan partai melalui representatif legislatif yang memilih dalam Pilkada kedepan.
Beberapa kali pemilu, pileg dan pilkada ini, yang menonjol adalah calon pemimpin harus memiliki uang banyak.
Sehingga, ukuran pencalonan dan kontestasi dimenangkan jika memiliki uang banyak. Padahal secara mendasar politik uang melahirkan kepemimpinan yang korupsi dan aspek-aspek buruk lainnya.
Timbul pertanyaan juga, apakah ukuran calon yang beruang ini efisien melahirkan kebijakan yang pro rakyat atau malah memikirkan diri dan kepentingan kelompoknya saja.
Bukannya hadirkan kesejahteraan malah sebaliknya. Terjadi korupsi, menggunakan jabatan hanya pemenuhan kepentingan diri sendiri dan keluarga.
Di mana letak kesalahannya. Letaknya adalah karena partai politik membuka ruang bukan bagi kader yang memiliki kualitas dan kapabilitas kepemimpinan melainkan memberi ruang bagi yang memiliki kekayaan.
Kalau kita ingin hadirkan pemimpin dan kepemimpinan yang baik dan pro rakyat.
Maka partai politik harus mengusung kader-kadernya yang memiliki kualitas, tentu yang berkualitas ini akan menghadirkan kehormatan bersama dan tentu kesejahteraan bersama.
Sehingga, peranan partai menjadi Central dan penting. Sebab sekali lagi ini akan menjadi cerminan dan kehormatan partai.
Dan juga akan menjadi ukuran ketua-ketua partai, sejauh mana perhatian dan kepeduliannya melahirkan pemimpin eksekutif yang berkualitas.
Pada akhirnya, bahasan di atas adalah pandangan anak muda. Sebagai bentuk kepedulian akan sistem pemilihan yang baik untuk hadirkan pemimpin yang baik dan berkualitas, yang hanya berpikir akan kesejahteraan rakyat semata.
Salam Anak Muda
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.