Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Sosok Misterius Tembak Pengacara Rudi S Gani dari Jarak Dekat? Janji Kapolda Sulsel

Hasil autopsi terhadap jenazah Rudi S Gani, pelaku diperkirakan menembak korban dengan menggunakan senjata angin dari jarak kurang lebih 20 meter.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Foto semasa hidup Pengacara Rudi S Gani (Istimewa) dan foto Rudi S Gani usai ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengacara Rudi S Gani tewas usai ditembak sosok misterius di rumah istrinya, di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita. 

Pengacara Rudi S Gani ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) itu saat makan malam sambut malam tahun baru bersama istri dan keluarga.

Jenazah Rudi S Gani kemudian dibawa ke Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar, untuk autopsi.

Berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah Rudi S Gani, pelaku diperkirakan menembak korban dengan menggunakan senjata angin dari jarak kurang lebih 20 meter.

“Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1) siang.

Akibat tembakan orang tak dikenal (OTK) itu, lanjut Didik, peluru bersarang di tulang leher korban.

“Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” ujar perwira menengah tiga melati ini. Proyektil itu kata Didik, telah dibawa tim Labfor untuk diselidiki.

Didik mengatakan, Tim Labfor telah meneliti proyektil peluru yang bersarang di tulang leher korban.

Hasilnya kata dia, peluru tersebut bukan dimuntahkan dari jenis senjata api.

“Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api,” kata Kombes Pol Didik Supranoto ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1).

Meski demikian, pihaknya mengaku masih menyelidiki lebih lanjut terkait peluru yang digunakan pelaku.

“Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang didapat, pelaku diperkirakan menggunakan senapan jenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. Senapan angin ini termasuk senjata yang dijual bebas di pasaran.

Pellet PCP atau pelurunya bermaterial tembaga alumunium. Bukan logam timbal seperti peluru senjata api organik milik aparat.

Laboratorium forensik Polda Sulsel juga mengidentifikasi kalibrasi atau ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 mm (milimeter).

Pellet seukuran biji kacang tanah itu sejatinya untuk satwa atau kertas target olahraga menembak.

Namun, di kasus penembakan di malam Tahun Baru 2025 ini menyasar organ vital pengacara anggota perhimpunan advokat Indonesia (Peradi) Sulsel itu.

Tim gabungan penyidik direktorat reserse dan kriminal umum dan forensik Polda Sulsel, masih menyidik kasus menghebohkan ini.

Selain aparat polisi, tim pengacara dan penyidik partikelir dari Peradi Sulsel, juga dilaporkan tengah mengumpulkan bukti, petunjuk, keterangan, dugaan motif, dan latar belakang kasus ini.

Janji Kapolda Sulsel

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono berjanji dalam waktu dekat, kasus penembakan pengacara Rudi S Gani bisa terungkap.

"Pak Jenderal janji dalam waktu dekat, kasusnya bisa terungkap," kata Ketua Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sulsel Tadjuddin Rachman (67) mengutip perkataan Kapolda Sulsel, usai bertemu di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan Km 19, Biringkanaya, Kota Makassar, Kamis (2/1/2025).

Mengutip Kapolda, Tadjuddin menjelaskan, polisi lokal sejak Selasa malam, sudah menerjunkan tim dari Watampone dan Krimum Polda Sulsel untuk olah TKP dan pengumpulan alat bukti.

Selain tim dari Polres Bone, kemarin Polda juga instruksikan ke Direktur Kriminal Umum (dirkrimum) Kombes Pol Jamaluddin dan Dansat Brimob Polda Sulsel untuk amankan tempat kejadian perkara.

Bersama sekitar 70 advokat, staf ahli bidang hukum DPRD Sulsel ini, menemui jenderal bintang dua itu di selasar utama mapolda.

Pertemuan tak terjadwal itu berlangsung sekitar 15 menit.

"Kita memang datang mendadak, dan Pak Kapolda beberapa kali menegaskan komitmennya," ujar sahabat seangkatan Mahfud MD di UII Jogyakarta ini.

Tadjuddin menjadi juru bicara dan di audiens dan penyampaian aspirasi ini.

Sebelum diterima kapolda, Tadjuddin cs bertemu dengan Kabid Propam Polda Sulsel KBP Zulham Effendy.

Tadjuddin menyebut selama 42 tahun jadi pengacara baru kali inilah ada insiden menyasar advokat.

"Sering ada kejadian, teror tapi sampai penembakan di  depan keluarga belum pernah terjadi," ujar advokat senior ini.

Dia juga menyebut, pihak Peradi Sulsel juga sudah membentuk tim investigasi khusus dan tim pengawal penyidikan kasus ini.

Pelaku Disebut Profesional

Pakar kriminologi dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Heri Tahir menyebut penembakan yang menewaskan Rudi S Gani sudah terencana dan dilakukan sosok profesional.

"Kalau dilihat dari sisi kriminolog itu ini merupakan pembunuhan berencana dan struktur," ujar Heri saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via telepon selular, Kamis (2/1/2024). 

"Sudah lama diincar dan ikuti dan bisa jadi juga dilakukan oleh orang yang profesional karena melihat dari sisi penembakannya dia tahu titik vital seseorang," sambungnya.

Ia menyebutkan pelaku pembunuhan lebih dari satu orang.

"Kalau yang mengeksekusinya itu satu orang tapi yang terlibat dalam proses penembakan itu lebih dari satu orang," bebernya. 

Selain itu ia menyebutkan profesi pengacara sangat rawan akan tindakan kriminal. 

"Jadi memang harus dicari tahu semua dulu kasus-kasus apa saja yang pernah ditangani, karena kan profesi pengacara ini rawan terjadi kriminal," jelasnya. 

"Apalagi saya baca juga kasus yang paling banyak ditangani itu masalah perdata, itukan sensitif sekali, pidana juga sensitif," ucapnya. 

Selain itu ia mengapresiasi kinerja pihak kepolisian terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Bone. 

Sebelumnya, sebagai pengacara senior yang banyak menangani perkara, Rudi S Gani diketahui ingin merampungkan sebagian perkara kliennya sebelum libur tahun baru.  

Seharian pada Selasa (31/12/24) dirinya melayani klien di Kota Watampone.  

Setelah menuntaskan agenda pada hari itu, Rudi kembali ke kampung halaman istrinya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.  

Dirinya tiba di rumah istri pada sore hari. Pada malam hari sebelum terjadi penembakan, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.   

Sebelum tertembak, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah korban.

Selang beberapa saat bunyi letusan senjata itu terdengar.

Hal tersebut diungkapkan Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Rabu (1/1/2024). 

"Selepas ledakan itu, Rudi kemudian tersungkur dengan luka tembakan pada bagian wajah. Kemudian, pelaku misterius langsung tancap gas meninggalkan lokasi," ujarnya.

Ia mengaku pihak kepolisian masih melakukan lidik dalam peristiwa tersebut. 

"Keluarga mereka kemudian membawa Rudi ke Puskesmas Lappariaja dalam keadaan terluka parah dan tak sadarkan diri," jelasnya.  

"Setelah tertembak korban dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tak terselamatkan,"jelasnya. 

Kesaksian Istri Rudi S Gani

Diberitakan sebelumya, Rabu (1/1/2025), sejumlah keluarga dan kerabat almarhum berdatangan.

Istri almarhum, Hj Maryam (45) juga hadir di depan ruang autopsi menunggu pemeriksaan personel Dokkes.

Wajahnya tampak sembab menangisi kepergian suami yang meninggal dengan cara tragis.

Saat dihampiri wartawan, Hj Maryam bersedia menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap sang suami.

Maryam mengatakan saat kejadian, ia dan Rudi tengah berkumpul di rumah dengan sanak keluarga.

Mereka membuat acara makan bersama sembari menunggu malam pergantian tahun.

Saat santap bersama, kata Maryam, suara ledakan terdengar dan Rudi tergeletak.

"Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia (Rudi) tergeletak," kata Maryam.

Maryam menyaksikan langsung tumbangnya sang suami yang tepat berada di sampingnya.

Meski demikian, Maryam mengaku tidak mengetahui pasti sumber ledakan.

Pasalnya, di sekeliling rumahnya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, suasananya tidak begitu terang.

"Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan jadi di belakangnya agak gelap," ujarnya.

Maryam juga mengaku, tidak begitu memperhatikan suasana sekitar lantaran sementara makan.

"Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan," ucapnya 

Saat sang suami tumbang, Maryam sempat menduga korban mengalami pecah pembuluh darah.

"(Awalnya) saya belum lihat luka, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar," terang Maryam.

"Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya) ternyata ada memar di samping hidung," sambungnya.

Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa oleh polisi.

"Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sebelum kejadian, Rudi S Gani merampungkan sebagian perkara kliennya sebelum libur tahun baru.  

Seharian, pada Selasa (31/12/2024) Rudi S Gani melayani klien di Kota Watampone, Kabupaten Bone.

Setelah menuntaskan agenda pada hari itu, Rudi S Gani kembali ke kediamannya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja.

Pattukulimpoe merupakan kampung halaman istri Rudi.

Sementara Rudi beralamat di Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar berdasarkan kartu identitas.

Rudi tiba di rumah istri pada sore hari. 

Pada malam hari sebelum insiden nahas itu, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.  (Tribun-Timur.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved