Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PJ Gubernur Sulsel

Pj Gubernur Sulsel Zudan Tawarkan Pengelolaan Benteng Somba Opu kepada Investor

Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh tawarkan Benteng Somba Opu kepada investor untuk pengelolaan dan pengembangan pariwisata.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
IST
Ilustrasi. Benteng Somba Opu, lokasi bersejarah peninggalan Kerajaan Gowa, yang akan ditawarkan kepada investor untuk kerja sama pengelolaan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Optimalisasi aset Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel terus berlanjut. Terbaru, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, melirik Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

"Saya baru mendapatkan laporan kalau kita memiliki aset yang sangat luas di Benteng Somba Opu dan saya dorong teman-teman untuk lebih agresif memasarkan Benteng Somba Opu sebagai ikon pariwisata," kata Prof. Zudan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, pada Jumat (27/12/2024).

Benteng Somba Opu terletak di sebuah delta Sungai Jeneberang, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Benteng Somba Opu dibangun atas perintah Raja Gowa IX, Daeng Mantenre Karaeng Mannungtungi Tumaparisi Kallona. 

Pada masa itu, benteng ini masih terbuat dari tanah liat.

Di masa pemerintahan Raja Gowa X, Tuna Pallangga Ulaweng, Benteng Somba Opu diperkuat dengan mendirikan dewata bastion dari batu dan bata serta dipersenjatai meriam. 

Perbaikan dan pembangunan terus dilanjutkan hingga Raja XIV, Sultan Alauddin, bahkan setelah Sultan Hasanuddin memegang tampuk pemerintahan Kerajaan Gowa.

Kala itu, Kota Somba Opu berkembang pesat dan menjadi pusat kekuasaan pemerintahan sekaligus salah satu kota niaga yang sangat terkenal di Asia Tenggara. 

Namun, benteng ini dihancurkan oleh pasukan Belanda pada tahun 1669 setelah pertempuran sengit.

Prof Zudan melihat potensi Benteng Somba Opu untuk dikelola lebih baik melalui kerja sama dengan pihak ketiga. 

Sebelum itu, ia berharap ada perbaikan mendasar pada struktur Benteng Somba Opu dan berencana menggandeng Kementerian Kebudayaan untuk melakukan eskavasi tubuh benteng.

"Kita lebih agresif memasarkan dan melakukan perbaikan mendasar agar rumah adat ini bisa dipakai kembali untuk berbagai kegiatan kesenian dan budaya," jelas Prof. Zudan.

Benteng ini memiliki bentuk empat persegi dengan salah satu sisi sepanjang kurang lebih 2 km dan tembok setinggi 7-8 meter. 

Ketebalan dinding rata-rata 12 kaki atau 360 meter, diperkuat dengan 4 bastion (selakah). 

Setelah tertimbun selama kurang lebih tiga abad, kini kegiatan penelitian dan pemugaran dilakukan untuk mengungkap kembali kejayaan Kota Somba Opu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved