Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hasto Tersangka KPK

Sepak Terjang Hasto Sekjen PDIP Tersangka Kasus Harun Masiku, Tukang Ketik Jadi Anggota DPR RI

Hasto ditetapkan tersangka kasus dugaan suap yang menjerat eks calon anggota legislatif (caleg) PDIP Harun Masiku.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Sepak terjang Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDIP. 

Di tahun 2008 Hasto Kristiyanto masuk ke dalam Pansus RUU ITE (UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik).

Selain itu di tahun 2008 Hasto berada dalam Panitia Anggaran (Panggar) RUU APBN No.16 tahun 2008 Perubahan Uu 45-2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008. Di tahun 2008 pula Hasto menjadi Anggota Pansus RUU UMKM (UU No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Di tahun 2009, Hasto masuk ke dalam Pansus RUU Mineral Batubara (UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba).

Lalu ia juga masuk ke dalam anggota Pansus RUU Kawasan Ekonomi Khusus (UU No.39 tahun 2009) dan Pansus RUU tentang resi gudang ( UU No.2 tahun 2009). Di tahun 2009 ini pula Hasto menjadi salah satu pengusul hak angket DPT Pemilu 2009.

Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkarir dari bawah sekali di PDI Perjuangan.

Pertama kali ia menjadi “tukang ketik” pada rapat-rapat yang dilakukan oleh para senior Partai. Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP.

Lalu atas amanah kongres 2010 ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kesekretariatan yang diputuskan pada Kongres PDI Perjuangan.

Di tahun 2014 saat Sekjen PDI Perjuangan saat itu Tjahjo Kumolo diangkat jadi Menteri Dalam Negeri, Hasto Kristiyanto-pun menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan.

Pada Kongres IV PDI Perjuangan 2015, Hasto Kristiyanto ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PDI Perjuangan untuk masa bakti 2015-2020.

Selama menjabat Sekjen pada periode 2015-2020 atas amanah kongres IV PDIP 2015, Hasto melakukan restrukturisasi administrasi dan perubahan yang mendasar terhadap sistem manajemen Partai.

Pada tahun 2012 saat kampanye Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hasto Kristiyanto menjadi tokoh penting dibalik layar kemenangan Jokowi merebut kursi DKI-1 pada tahun 2012.

Simpul-simpul relawan dibangun dan dibuatkan koordinasinya sehingga secara efektif Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI 2012.

Pada kampanye Pilpres 2014, Hasto berperanan sebagai “Sentral Figur” yang menyatukan semua kekuatan politik untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

Hasto membangun komunikasi ke banyak kelompok dan memimpin rapat-rapat koordinasi yang kemudian mewujud dalam Kampanye Politik 2014 yang kemudian memenangkan pasangan Jokowi-JK.

Dalam kampanye politik 2014 Hasto Kristiyanto mendapatkan tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri untuk menggalang seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi dan menjadi Juru Bicara Tim Sukses Jokowi-JK.

Pada kampanye Pilpres 2019, Hasto Kristiyanto berinisiatif membentuk Tim Kampanye Nasional (TKN) yang terstruktur dan sistematis juga penempatan orang per orang dalam TKN yang kelak bisa mengisi jabatan politik.

Dalam Kampanye 2019 peran Hasto begitu menonjol dari sisi koordinasi politik dari seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Dalam TKN 2019, Hasto menjabat sebagai Sekretaris TKN dan mengatur seluruh administrasi serta manajemen TKN.

Juga pembentukan strategi-strategi kemenangan. Terbukti pada tahun 2019 Jokowi-Ma’ruf Amin memenangkan Pilpres 2019 dengan hasil yang gemilang.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved