Partisipasi Pemilih Pilgub Sulsel 2024 Capai 71,78 Persen, Tertinggi dalam 30 Tahun Terakhir

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Partisipasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024 mencapai target Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel.

Di mana tingkat partisipasi pemilih mencapai 71,78 persen angka tertinggi dalam tiga dekade terakhir. 

Data ini disampaikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, Hasbullah setelah pleno penetapan hasil rekapitulasi suara di Hotel Novotel, Makassar, Senin (9/12/2024) dini hari.

Hasbullah, mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi kali ini lebih tinggi dibandingkan Pilkada 2018 yang hanya mencapai 69,52 persen.

Sedangkan Plkada Sulsel 2012 yang sebesar 68 persen. 

"Ya, kalau kita bandingkan dengan Pilkada sebelumnya, Pilgub 2024 ini paling tinggi karena mencapai 71 persen," kata Hasbullah.

Dia menilai hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Hasbullah mengaku, meski sempat diwarnai cuaca hujan di sejumlah daerah, partisipasi menunaikan hak pilihnya tetap tinggi. 

Terlebih, Hasbullah menyebutkan bahwa jarak waktu yang relatif dekat antara Pemilu Serentak pada Februari 2024 dengan Pilkada.

Baca juga: Enrekang Teratas Partisipasi Pemilih di Pilgub Sulsel 2024, Makassar Raih Rekor Terpuruk

"Ternyata dengan dinamika yang ada, waktunya juga, di beberapa daerah sebenarnya ada hujan, berbeda dengan pemilu di 14 Februari memang waktunya cerah, tapi kita tidak bisa menyalahkan kondisi alam," ucapnya.

Hasbullah menekankan bahwa peningkatan partisipasi ini bukan hanya soal angka.

Tetapi juga mencerminkan motivasi yang mendalam dari masyarakat untuk menentukan masa depan Sulsel. 

“Harapan kami, partisipasi ini benar-benar lahir dari kesadaran pemilih, bukan sekadar angka tinggi, tetapi juga semangat untuk memilih pemimpin terbaik,” tambahnya.

Meski telah mencatat rekor baru, KPU Sulsel tetap optimis untuk meningkatkan angka partisipasi di masa mendatang. 

Pada Pemilu 2024, tingkat partisipasi di Sulsel tercatat mencapai rata-rata 80 persen, dan angka tersebut diharapkan menjadi acuan untuk Pilkada berikutnya.