Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahalona Raya Lutim Jadi Tujuan Favorit Transmigran Jawa

Daerah Mahalona Raya, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) jadi tujuan favorit para transmigran dari Jawa.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/IVAN ISMAR
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Luwu Timur, Kamal Rasyid. 

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Daerah Mahalona Raya, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) jadi tujuan favorit para transmigran dari Jawa.

Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Luwu Timur, Kamal Rasyid, Sabtu (7/12/2024).

"Jadi Mahalona ini memang menjadi salah satu wilayah transmigrasi favorit di Indonesia," ujar mantan camat Wotu ini.

Alasannya karena berbagai fasilitas dan kemudahan sudah disiapkan oleh pemerintah.

Seperti akses jalan, jaringan listrik PLN, jaringan telepon seluler, sarana air bersih, fasilitas pendidikan mulai TK, SD, SMP, bahkan SMA.

Untuk rumah, akses jalan, sekolah dan beberapa fasilitas umum lainnya disiapkan oleh pemerintah pusat, kementerian transmigrasi.

Pemkab hanya memfasilitasi saja.

Baca juga: 45 Keluarga Asal Jawa Transmigrasi ke Sidrap dan Luwu Timur Sulsel

Kamal menambahkan, untuk fasilitas seperti lapangan kerja, yang spesifik di Mahalona adalah sektor pertanian.

"Dan yang paling sering diakses oleh masyarakat transmigran adalah buruh tani lada atau merica," ujar Kamal.

Bahkan sebelum masyarakat transmigran mulai bercocok tanam di lahan pekarangan mereka.

Masyarakat lokal sudah berasimilasi bersama-bersama melalui kerjasama di kebun lada milik mereka.

Jadi, masyarakat yang datang di Luwu Timur, sebenarnya banyak yang bukan latar belakang petani.

"Ada yang tukang ojek, tukang becak, bahkan tukang batu di tempat asalnya. Alhamdulillah bisa menyesuaikan menjadi petani di Mahalona," kata Kamal.

Sejauh ini, jumlah penempatan warga transmigrasi di Mahalona Raya, mulai tahun 2007-2023 sebanyak 1.435 kepala keluarga (KK).

Transmigrasi terdiri dari transmigrasi penempatan asal (TPA) atau transmigran dari luar Sulsel-Luwu Timur.

Kemudian, transmigrasi penempatan setempat (TPS) atau transmigran dari wilayah Luwu Timur dan khususnya Mahalona Raya.

Berikut rincian jumlah transmigran di Mahalona:

SP 1 Mahalona tahun penempatan 2007-2008, 330 KK, terdiri dari 165 TPA, dan 165 TPS.

SP 2 Mahalona tahun penempatan 2009-2011 300 KK, 150 TPA dan 150 TPS.

SP 3 Mahalona tahun penempatan 2009-2012, 410 KK, 230 TPA dan 180 TPS

SP 4 Mahalona tahun penempatan 2013-2015, 200 KK, 100 TPA dan 100 TPS.

SKPC 1 Koromalai tahun penempatan 2018-2023, 195 KK, 97 TPA dan 98 TPS.

45 Keluarga ke Sidrap dan Luwu Timur

Program transmigrasi penduduk kini mulai dijalankan pemerintah pusat.

Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi salah satu daerah tujuan program transmigrasi penduduk.

Jadi penduduk dari sejumlah daerah di Jawa, dikirim ke daerah transmigrasi wilayah Sulsel.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulsel, Jayadi Nas mengaku sudah ada dua tempat yang disediakan, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Luwu Timur.

Untuk tahap awal, sebanyak total 45 keluarga akan ikut program transmigrasi ke Sulsel.

"Itu InsyaAllah di Desember ini akan ada penempatan warga Transmigran di Lagading Sidrap dan Mahalona Luwu Timur," tegas Jayadi Nas kepada Tribun-Timur.com, Minggu (8/12/2024).

"Di Lagading Sidra ada 15 KK (kartu keluarga), Kalau di Mahalona Lutim 30 KK," lanjutnya.

Nantinya tanggal 16 Desember dijadwalkan mereka akan tiba di Sulsel.

Bahkan direncanakan Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman sendiri akan datang ke Sulsel menyambut keluarga transmigran.

Jayadi Nas mengaku rumah layak huni sudah disiapkan pemerintah untuk para keluarga pendatang.

Tak hanya itu, lahan siap garap juga disediakan pemerintah mendukung perekonomian keluarga.

"Ada tanah 2 hektare per KK dan rumah paten," katanya.

Seluruhnya sudah disiapkan pemerintah pusat sejalan dengan program transmigrasi penduduk.

Termasuk keluarga yang memiliki anak, maka akan mendapat akses pendidikan.

"Ada jaminan bersekolah, tidak boleh ada anak tidak sekolah. Negara ini menjamin setiap orang mendapat pendidikan," katanya.

Wilayahnya sendiri sudah dibagi untuk warga lokal dan pendatang.

Dirinya pun berharap masyarakat saling menghormati dan menjaga kerukunan sebagai warga negara Indonesia.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved