Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lembaga Indikator Tantang Validitas Data LSI Denny JA, Prof Burhanuddin: Kami Siap Diaudit

Pasalnya, kedua lembaga survei tersebut, mengumumkan hasil berbeda jauh meski diumumkan dalam tempo hanya berselang sehari.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi    

Prof Burhanuddin menegaskan bahwa survei yang dilakukan oleh Indikator telah melalui proses pengujian ketat dengan berbagai mekanisme kendali kualitas.

"Kami menegaskan bahwa survei (Indikator) ini sudah diuji dengan berbagai macam kendali kontrol, spot check sekaligus pengecekan ulang terkait dengan data entry dan seterusnya. Semua ini dilakukan oleh enumerator berpengalaman dan terlatih,” jelas Burhanuddin.

Burhanuddin menjelaskan, survei yang dilakukan Indikator menunjukkan pasangan MULIA unggul dengan elektabilitas 41,9 persen. 

Sebaliknya, survei LSI Denny JA menyebut angka yang jauh lebih rendah, yakni 34,6 persen.

"Menurut kawan-kawan di Makassar temuan LSI Denny JA itu menyatakan Andi Seto di kisaran angka 29 persen, sementara (Indikator) kami 21 persen, jelas perbedaannya secara statistik signifikan," tambah Prof Burhanuddin Muhtadi.

Dia melanjutkan, kedua survei dilakukan dalam rentang waktu yang sama.

Sehingga perbedaan ini memunculkan pertanyaan besar terkait metode dan validitas data.

Menanggapi perbedaan ini, Prof Burhanuddin menyatakan kesiapannya untuk membuka data survei Indikator kepada pihak independen guna memastikan keakuratan hasil.

“Jika ada pihak-pihak independen yang ingin mengecek data kami, Indikator siap diaudit kapan saja," katanya.

Terlebih Indikator merupakan bagian dari anggota Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) yang menjamin kredibilitas metode survei kami.

Namun, ia mengingatkan bahwa LSI Denny JA bukan bagian dari Persepi.

Sehingga tidak dapat dimintai pertanggungjawaban dengan standar yang sama.

"Dan kami (Indikator) siap untuk di audit oleh lembaga persepi, meskipun kami tahu Persepi tentu tidak bisa memanggil LSI Denny JA. Sebab LSI Denny JA bukan bagian dari anggota Persepi," tandasnya.

Perbedaan data ini memicu spekulasi dan perdebatan di kalangan masyarakat dan media. 

Banyak pihak bertanya-tanya, survei mana yang lebih kredibel.

"Jadi lagi-lagi jelas temuan Indikator dan LSI Denny jauh berbeda. Jangan lupa survei LSI Denny JA dan survei Indikator dilakukan dalam rentang waktu yang sama," jelas Prof Burhanuddin.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved