Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lembaga Indikator Tantang Validitas Data LSI Denny JA, Prof Burhanuddin: Kami Siap Diaudit

Pasalnya, kedua lembaga survei tersebut, mengumumkan hasil berbeda jauh meski diumumkan dalam tempo hanya berselang sehari.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi    

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Perbedaan hasil survei Pilwali Makassar 2024 yang dirilis oleh LSI Denny JA dan Indikator Politik Indonesia menjadi perbincangan hangat.

Pasalnya, kedua lembaga survei tersebut, mengumumkan hasil berbeda jauh meski diumumkan dalam tempo hanya berselang sehari.

Dalam survei LSI Denny JA yang diumumkan pada Rabu (20/11/2024), elektabilitas pasangan nomor urut 1, Munafri Arifudin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) berada di angka 34,6 persen.

Disusul paslon nomor urut 2, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) 29,5 persen.

Selanjutnya Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi AU (INIMI) 20,4 persen dan Muhammad Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) 1,9 persen. 

Adapun responden yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 13 persen.

Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-16 November menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error sebesar 3,5 persen.

Terbaru, Lembaga survei Indikator Indonesia telah mengumumkan hasil survei terbaru terkait Pilwalkot Makassar 2024, Kamis, (21/11/2024). 

Dalam temuan survei yang dilaksanakan pada 11-17 November, pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) unggul dengan elektabilitas 41,9 persen. 

Disusul pasangan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INIMI) 25,1 persen. 

Pasangan Andi Seto Gadhista-Asapa-Rezki (Sehati) 21,1 persen 

Terakhir pasangan Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) 2,1 persen. 

Hasil survei Indikator didasarkan pada wawancara tatap muka dengan 800 responden yang tersebar di 15 kecamatan Kota Makassar

Metode multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen digunakan untuk memastikan keakuratan data.

Founder dan Peneliti Utama Indikator, Prof Burhanuddin Muhtadi, angkat bicara mengenai hasil temuan yang berbeda secara signifikan antara kedua lembaga survei tersebut.

Prof Burhanuddin menegaskan bahwa survei yang dilakukan oleh Indikator telah melalui proses pengujian ketat dengan berbagai mekanisme kendali kualitas.

"Kami menegaskan bahwa survei (Indikator) ini sudah diuji dengan berbagai macam kendali kontrol, spot check sekaligus pengecekan ulang terkait dengan data entry dan seterusnya. Semua ini dilakukan oleh enumerator berpengalaman dan terlatih,” jelas Burhanuddin.

Burhanuddin menjelaskan, survei yang dilakukan Indikator menunjukkan pasangan MULIA unggul dengan elektabilitas 41,9 persen. 

Sebaliknya, survei LSI Denny JA menyebut angka yang jauh lebih rendah, yakni 34,6 persen.

"Menurut kawan-kawan di Makassar temuan LSI Denny JA itu menyatakan Andi Seto di kisaran angka 29 persen, sementara (Indikator) kami 21 persen, jelas perbedaannya secara statistik signifikan," tambah Prof Burhanuddin Muhtadi.

Dia melanjutkan, kedua survei dilakukan dalam rentang waktu yang sama.

Sehingga perbedaan ini memunculkan pertanyaan besar terkait metode dan validitas data.

Menanggapi perbedaan ini, Prof Burhanuddin menyatakan kesiapannya untuk membuka data survei Indikator kepada pihak independen guna memastikan keakuratan hasil.

“Jika ada pihak-pihak independen yang ingin mengecek data kami, Indikator siap diaudit kapan saja," katanya.

Terlebih Indikator merupakan bagian dari anggota Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) yang menjamin kredibilitas metode survei kami.

Namun, ia mengingatkan bahwa LSI Denny JA bukan bagian dari Persepi.

Sehingga tidak dapat dimintai pertanggungjawaban dengan standar yang sama.

"Dan kami (Indikator) siap untuk di audit oleh lembaga persepi, meskipun kami tahu Persepi tentu tidak bisa memanggil LSI Denny JA. Sebab LSI Denny JA bukan bagian dari anggota Persepi," tandasnya.

Perbedaan data ini memicu spekulasi dan perdebatan di kalangan masyarakat dan media. 

Banyak pihak bertanya-tanya, survei mana yang lebih kredibel.

"Jadi lagi-lagi jelas temuan Indikator dan LSI Denny jauh berbeda. Jangan lupa survei LSI Denny JA dan survei Indikator dilakukan dalam rentang waktu yang sama," jelas Prof Burhanuddin.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved