Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Narkoba

Cerita Pelarian 7 Narapidana Rutan Salemba, Termasuk Gembong Narkoba 110 Kg Murtala Ilyas

Kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Jakarta melarikan diri.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok tribunews.com
Murtala Ilyas (42) adalah residivis dan bos besar sabu jaringan Aceh yang ditangkap Polres Metro Jakarta Barat. Adapun barang bukti 110 kg sabu diamankan dari Murtala Ilyas pada tahun 2024. 

*Cerita 7 Narapidana Rutan Salemba Kabur Selepas Hujan Lebat

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada Senin (11/11) malam menjadi kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan atau Rutan Salemba Jakarta melarikan diri.

Menerobos gorong-gorong saluran air, ketujuh narapidana yakni AAK (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42), M bin I (43), MAU bin S (30), dan AN bin N (27) kabur dari Rutan Salemba pada Selasa (12/11) dini hari

Di tengah udara dingin selepas hujan lebat pada Senin malam itu, tujuh narapidana teesebut bekerja sama menjebol tiga lapis teralis besi di gorong-gorong saluran air dari dalam Rutan.

Mereka kemudian tunggang-langgang kabar menuju Jalan Percetakan Negara IX. 

Kaburnya ketujuh narapidana dalam kasus narkotika terbilang rapi dan cepat.

Sebab, gorong-gorong saluran air tempat mereka keluar berhadapan langsung dengan pos keamanan RW 04, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Di mana, ada yang tiga orang petugas keamanan setempat yang berjaga pada malam itu.

Effendi (61 tahun), petugas keamanan RW 04 menceritakan kronologi yang diketahuinya terkait kaburnya ketujuh narapidana dari Rutan Salemba.

Kepada Tribunnews, Effendi mengatakan bahwa pada Senin (11/11) malam itu kondisi di jalan Percetakan Negara IX atau sisi kiri Rutan Salemba terbilang sepi dan sunyi. 

Sebab, pada sore hingga malam, hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Dia juga mendengar bahwa petugas sipir Rutan Salemba tengah menggelar apel malam pada pukul 20.00 WIB.

Itu diketahui Effendi karena ia memutuskan berangkat tugas berjaga lebih awal. Mengingat selepas hujan, rawan terjadi tindak kejahatan di daerah tersebut. 

Padahal, dia biasa bertugas berjaga mulai pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB esok harinya.

Pada Senin malam itu, Effendi menyebut tidak ada aktivitas ataupun orang-orang yang berkumpul dekat gorong-gorong, tempat para narapidana kabur. Dia berjaga bersama dua orang rekannya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved