Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Berprestasi

Kisah Alfin Dwi Anak Pemulung Lolos Beasiswa S2 UGM, Kini Dinobatkan Pemuda Berprestasi Kemenpora RI

Mahasiswa Magister Hukum Kenegaraan, Fakultas Hukum UGM ini mengaku dirinya tidak menyangka ia bisa mendapatkan penghargaan dari Kemenpora ini. 

Editor: Alfian
ugm.ac.id
Mahasiswa Magister Hukum Kenegaraan, Fakultas Hukum UGM Alfin Dwi Novemyanto anak pemulung yang raih penghargaan Pemuda Berprestasi dan Inovatif Kemenpora RI 2024. 

“Jangan bunuh mimpimu karena faktor ekonomi karena siapapun bisa menjadi apapun. Semakin tinggi mimpi yang kamu punya, semakin tinggi pencapaian yang akan kamu dapat,” pesannya.

Anak Buruh Tani Jadi Calon Ahli Nuklir UGM

Ayahnya hanya seorang buruh tani lulusan SMP, tapi kini Arnia Fatmawati Mirsanda (17) punya kesempatan memperbaiki perekonomian keluargnya.

Meski masih terbilang cukup jauh perjalannya, namun saat ini Arnia Fatmawati Mirsanda digadang-gadang sebagai calon ahli nuklir jebolan Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta.

Dilansir dari situs resmi UGM, Arnia Fatmawati Mirsanda (17) terlihat bahagia saat selesai mengikuti rangkaian pembukaan PIONIR Gadjah Mada di hari pertama di lapangan Pancasila, Senin (29/7/2024).

Mengenakan jas almamater, Nia, biasa ia dipanggil, tampak bangga menceritakan kegiatannya di hari pertama sebagai mahasiswa baru Program Studi Teknik Nuklir, Fakultas Teknik UGM

Nia menjadi salah satu dari 10.678 mahasiswa baru yang diterima di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2024 dan wajib mengikuti kegiatan PIONIR sebelum kegiatan perkuliahan dimulai.

PIONIR Gadjah Mada merupakan kegiatan pembelajaran, pengenalan, penggalian potensi, dan orientasi untuk mendidik calon pemimpin muda yang memiliki visi seiring dengan nilai-nilai ke-UGM-an, dan akan berlangsung hingga 3 Agustus nanti.

Nia merupakan anak buruh tani yang tinggal di Desa Lhang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Ayahnya, Arman (45), hanyalah tamatan SMP yang bekerja sebagai buruh tani harian lepas yang menggarap lahan sawah orang lain.

Sedangkan ibunya, Muasiah (43), adalah Ibu Rumah Tangga yang terkadang membantu suaminya jika ada panggilan kerja.

“Penghasilan tiap bulan tidak menentu, terkadang 700ribu, bisa sampai satu juta kalau sedang banyak yang butuh tenaga buruh,” ujar Arman. 

Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, terkadang Arman juga bekerja sebagai buruh bangunan jika sedang tidak pergi ke ladang. Dari pekerjaan tidak tetap inilah, Arman memenuhi kebutuhan sekolah bagi kedua anaknya.

Beruntung bagi Arman, Nia anak sulungnya memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang baik di sekolah.

Selain pernah menjabat sebagai Ketua OSIS, Nia juga pernah terpilih menjadi Duta Pelajar Kamtibmas se-Kabupaten Aceh Barat Daya, serta menjuarai Lomba Desain Poster FLS2N tingkat Kabupaten.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved