Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel

Giliran Jubir Andi Sudirman-Fatma dan Danny-Azhar 'Perang' Data Ekonomi

Asri Tadda dan Ramli Rahim, kini saling serang melalui pernyataan publik terkait data pertumbuhan ekonomi Sulsel dan Makassar.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
Kolase Tribun Timur
Juru Bicara Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati), Muhammad Ramli Rahim (kiri) vs Jubir Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA), Asri Tadda (kanan). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel semakin memanas.

Bukan hanya antara kandidat Danny Pomanto-Azhar Arsyad vs Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi, namun juga 'perang' antara juru bicara (jubir) kedua pasangan calon. 

Kedua jubir itu sejatinya sama-sama mantan Relawan Calon Presiden RI Anies Baswedan.

Di mana Asri Tadda, Sekretaris Jenderal DPP Mileanis yang mendukung pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad 

Sementara, Muhammad Ramli Rahim, Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoRean), kini berada di barisan tim pemenangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi.

Asri Tadda dan Ramli Rahim, kini saling serang melalui pernyataan publik terkait data pertumbuhan ekonomi Sulsel dan Makassar.

Muhammad Ramli Rahim (MRR), dinilai membuat geger dengan pernyataannya yang membandingkan data pertumbuhan ekonomi Makassar dan Sulsel.

Baca juga: Pengamat soal Debat Pilgub: Danny Pomanto Banyak Tawarkan Ide, Andi Sudirman Sibuk Klaim Prestasi

Dalam pernyataan terbaru, MRR mengklaim bahwa ekonomi Makassar mengalami kejatuhan di bawah kepemimpinan Danny Pomanto.

Sementara ekonomi Sulsel dianggap justru menunjukkan peningkatan di bawah Andi Sudirman. 

Namun, klaim ini langsung mendapatkan tantangan tajam dari juru bicara pasangan Danny Pomanto dan Azhar Arsyad, Asri Tadda.

Asri Tadda menilai data yang digunakan oleh MRR sangat menyesatkan.

Asri Tadda dengan tegas membantah pernyataan MRR, menyebutnya sebagai 'kekeliruan berpikir' dan memperingatkan agar perbandingan data dilakukan secara adil. 

"Ini yang bisa disebut mencari pembenaran. Membandingkan sesuatu itu harusnya apple to apple. Jangan sampai cara kita baca data manipulatif, akhirnya tersesat dan malah menyesatkan masyarakat," ungkap Asri kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).

Berikut lima kesalahan versi Asri Tadda terhadap penggunaan data:

1. Ketidakkonsistenan dalam Rentang Data yang Digunakan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved