Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Degradasi Posisi Seniman Makassar

Sepanjang sejarah kebudayaan dan peradaban yang bisa kita pelajari dari zaman ke zaman membuktikan hal itu.

Editor: Sudirman
Ist
Halim HD Networer-Organizer Kebudayaan 

Oleh: Halim HD

Networker-Organizer Kebudayaan

TRIBUN-TIMUR.COM - KEPASTIAN relasi antara kehidupan kebudayaan termasuk kesenian dengan dunia politik merupakan kesahihan yang tak dapat ditolak.

Sepanjang sejarah kebudayaan dan peradaban yang bisa kita pelajari dari zaman ke zaman membuktikan hal itu.

Tak ada seorang penguasa politik dari periode manapun yang membiarkan begitu saja kesenian sebagai unsur utama dalam
dinamika kehidupan kebudayaan berjalan sendiri dan melepaskan dirinya dari posisi politik.

Demikian juga dengan kaum seniman, melalui kesadaran kepada lingkungan sosialnya maka kaum seniman selalu menyadari bahwa posisi dirinya dan dunia kesenian yang dikelolanya harus dan wajib untuk menyadari bahwa tata Kelola kesenian dalam konteks kehidupan kebudayaan selalu harus berhadapan dengan politik.

Tentu kita selalu mendengar ungkapan dari kaum seniman bahwa politik memiliki niatnya sendiri, dan hanya menjadikan kesenian sebagai alat bagi kepentingan politik.

Bahkan ada yang lebih kelam ungkapannya, bahwa politik telah menyalah gunakan kesenian tanpa suatu dasar kandungan tatanan nilai.

Jika ungkapan itu kita perhatikan, maka kita mendapatkan realitas bahwa ada interaksi dan relasi antara kesenian politik yang tak sepenuhnya bisa sejalan.

Masing masing memiliki kepentingan, dan kepentingan itu hanya didasarkan kepada tatanan nilainya sendiri.

Bagi kaum politisi, kesenian tak boleh semaunya. Kesenian mestilah menjunjung suatu nilai kepentingan bagi masyarakat.

Ungkapan ini merupakan suatu lip service dikalangan kaum politisi yang seolah olah membela kesenian untuk memasuki lingkungan masyarakat, tapi pada sisi lain juga ingin menggunakan kesenian sebagai kepentingan dirinya.

Gambaran di atas menjadi tematik yang tak pernah padam dari perbincangan yang bisa kita dengar kapanpun, dari suatu periode rezim ke rezim lainnya, bahkan bisa kita tarik ke dalam rentang ruang sejarah yang lebih jauh.

Tapi marilah kita menengok sejenak rentang ruang sejarah dalam setengah abad terakhir ketika Makassar menjadi salah satu pelatuk dalam dunia kesenian.

Dalam konteks ini, saya tertarik dengan refleksi historis yang disampaikan oleh Prof. Sofyan Salam di dalam merenungi perjalanan dunia kesenian di Makassar dan posisi kaum seniman berkaitan dengan kondisi politik dan tata kelola kebudayaan di wilayah Sulsel.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Telusur

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved