Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemarin Ngotot Penjarakan Guru Hononer, Kini Aipda Wibowo Hasyim Polsek Baito Minta Damai Supriyani

Bahkan guru Supriyani beberapa kali datang ke pihak Aipda WH untuk meminta maaf. Namun sang polisi dan istrinya kekeuh memproses ke jalur hukum.

Editor: Ansar
TribunnewsSultra
Kanit Intelkam Polsek Baito bernama Aipda Wibowo Hasyim (kiri) yang melaporkan guru honorer Supriyani (kanan) atas dugaan penganiayaan terhadap ankaknya di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kanit Intelkam Polsek Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Aipda Wibowo Hasyim kini berusaha untuk berdamai dengan guru honorer Supriyani.

Padahal sebelumnya, Aipda Wibowo Hasyim ngotot penjarakan Supriyani.

Supriyani dituduh telah aniaya anak Aipda Wibowo Hasyim.

Kasus pelaporan Aipda Wibowo Hasyim vs guru honorer pun tengah viral.

Kini, pihak Aipda WH meminta kasus ini diselesaikan secara damai atau restorative justice.

Padahal, sebelum kasus ini viral di media sosial, pihak Aipda WH ngotot mempolisikan guru Supriyani.

Bahkan guru Supriyani beberapa kali datang ke pihak Aipda WH untuk meminta maaf.

Namun sang polisi dan istrinya kekeuh memproses ke jalur hukum.

Guru Supriyani pun sempat ditahan dan kini menjalani persidangan di Pengadilan Andoolo.

Kenapa kini pihak Aipda WH ngotot pilih jalur damai?

Kuasa hukum keluarga Aipda WH, Laode Muhram mengatakan pihak korban ini tertekan oleh adanya pemberitaan publik.

Sehingga karena tekanan-tekanan itulah orangtua korban menjadi menutup diri.

"Akhirnya daripada semakin melebar lagi, lebih baik melakukan mediasi, dan itu juga mendapat bujukan dari pihak Kapolres dan Kejari. Hal ini juga diketahui tokoh agama," kata Laode dikutip dari wawancara khusus dengan Tribun Sultra pada Sabtu (2/11/2024). 

Karena itu, lanjut Laode, pihak korban menyerahkan permasalahan ini kepada orang-orang yang dipercaya, daripada masalahnya menjadi kemana-mana. 

"Mereka akhirnya terima saja. Namun, catatan dalam mediasi itu kan permohonan maaf dan mengakui kesalahan. Sebenarnya yang dikejar dari keluarga korban hanya satu, yakni ibu Supriyani mengakui kesalahannya," katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved