PWNU Sulsel
Semua Akan NU pada Waktunya: Antara Keikhlasan dan Kepentingan Sesaat
NU bukanlah panggung politik, melainkan rumah besar bagi jutaan umat Islam Indonesia yang ingin hidup dalam damai, rukun, dan beragama dengan tulus.
Oleh : Zaenuddin Endy
Generasi Muda NU
TRIBUN-TIMUR.COM - Adagium “Semua akan NU pada waktunya” mungkin sudah sering kita dengar di berbagai kesempatan, terutama menjelang momen-momen politik besar seperti pemilu.
Bukan tanpa alasan ungkapan ini menjadi populer.
Sebab, ada kenyataan bahwa banyak pihak tiba-tiba menampilkan identitas ke-NU-annya atau berupaya mendekati organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ketika suara rakyat menjadi rebutan.
Tapi, pertanyaannya adalah, apakah menjadi bagian dari NU sebatas strategi politis, atau seharusnya berakar dari kepercayaan tulus pada nilai-nilai dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh NU?
Menjadi NU: Lebih dari Sekadar Label
Menjadi bagian dari NU, atau sekadar mengidentifikasi diri sebagai “NU”, seharusnya bukanlah sekadar pencitraan untuk meraih dukungan elektoral.
NU adalah organisasi yang memiliki sejarah panjang dalam mengawal nilai-nilai keislaman di Indonesia, dengan fokus pada moderasi, toleransi, dan pendekatan kultural dalam beragama.
Oleh karena itu, ke-NU-an seseorang semestinya tidak hanya ditampilkan pada masa-masa tertentu, apalagi hanya demi mengais suara dalam pemilu.
Jika pendekatan ke-NU-an didasarkan pada desain yang matang dan perencanaan yang jelas, maka hal itu bisa menciptakan hubungan yang berkelanjutan.
Kepercayaan pada kredibilitas NU sebagai sebuah jalan hidup dan organisasi sosial-keagamaan yang genuine akan tumbuh seiring waktu.
Proses ini tidak bisa dipaksakan atau sekadar dimanipulasi dengan berbagai macam strategi komunikasi.
Ke-NU-an yang demikian akan menghasilkan loyalitas yang ikhlas dan bersifat ideologis, di mana orang-orang benar-benar meyakini dan mengamalkan nilai-nilai yang dipegang NU dalam kehidupan sehari-hari.
Bahaya Ke-NU-an Musiman: Menjadikan NU Alat Tawar-Menawar Kekuasaan
Masalahnya adalah, ketika banyak pihak mendekati NU atau bahkan mengklaim diri sebagai bagian dari NU hanya demi kepentingan sesaat, maka yang terjadi adalah ke-NU-an yang musiman.
Yuk Donor Darah Peringati HUT ke-80 RI di Karlink Makassar, Pendonor Dapat Beras 5 Kg |
![]() |
---|
Bukan Politisi, Mengapa Nasdem Hadirkan Chairul Tanjung dan Burhanuddin Muhtadi di Rakernas Nasdem? |
![]() |
---|
Alumni IPB Helat Olimpiade Pertanian di SMAN 4 Makassar |
![]() |
---|
Sosok 4 Senior Aniaya Prada Lucky hingga Tewas, Tangan Kosong hingga Pakai Selang |
![]() |
---|
Surya Paloh Puji Kantor Baru Nasdem Sulsel, Paling Megah Dibandingkan DPW Lainnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.