Literasi Ulama
Jalan Politik Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar
Begitu respon singkat beliau saat saya menyerahkan konsep jilid kedua buku Anregurutta, kumpulan tulisan kolom Literasi Ulama Tribun Timur.
Kemudian ayahnya mengirim mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, kala itu, dipimpin AGH. Muh. Yunus Maratan.
Selain mengikuti pengajian kitab kuning, juga mengikuti pendidikan formal, yakni tingkat madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah.
Hijrah ke Makassar untuk melanjutkan kuliah di IAIN Alauddin.
Selain kuliah, beliau juga bersama sahabatnya sesama alumni Pesantren As’adiyah, diantaranya AGH. Muh. Harisah AS, bersama-sama takhassus mengaji kitab kuning kepada Al-allamah Nashirussunnah AGH. Muhammad Nur dan As-Syekh AGH. Abdul Kadir Khalid, MA.
Pengabdiannya selama di Makassar, di Pesantren Pondok Madinah, Pesantren IMMIM, dan Dosen IAIN Alauddin Makassar.
Kemudian hijrah ke Jakarta dan menjadi Wakil IV UIN Jakarta. Guru besar tafsir di UIN Syarif Hidayatullah memberinya akses lebih luas.
Pengalaman akademiknya cukup beragam, diantaranya pernah menjadi dosen tamu sejumlah perguruan tinggi, dalam dan luar negeri, selain beberapa jabatan untuk pengabdian ilmunya.
Mendapat amanah sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta dan berhasil melakukan renovasi.
Kemudian amanah sebagai Ketua Umum PP. As’adiyah dan kini jalan politiknya mengantarkan pada posisi Menteri Agama RI.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.