Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Sense of Crisis untuk Pemerintahan Baru

Ditengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, pemerintahan baru dihadapkan pada krisis deflasi yang berlanjut selama lima bulan terakhir.

Editor: Sudirman
Ist
Romy Nugraha, Dosen Universitas Ichsan Sidenreng Rappang 

Data survei penjualan eceran agustus 2024 Bank Indonesia tinggi ditopang kelompok makanan, minuman & tembakau
(300,8) namun BI tetap memperkirakan kelompok ini akan turun di bulan September.

Kondisi ini tidak boleh di anggap remeh karena jika tren ini berlanjut bisa memperburuk situasi ekonomi dan memperpanjang periode deflasi.

Contoh nyata tidak adanya kenaikan cukai terhadap rokok, akibatnya inflasi yang di sumbangkan agak landai malah cenderung menjadi deflasi, karena ini akibat masyarakat mulai beralih dari rokok bercukai tinggi ke rokok murah atau bahkan tanpa cukai.

Ini bukan sekadar masalah preferensi, tetapi lebih merupakan cerminan dari menurunnya daya beli dan upaya masyarakat untuk mencari cara menghemat pengeluaran.

Pergeseran ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi telah mendorong masyarakat kelas menengah dalam kebiasaan konsumsinya.

Pemerintah perlu menyadari bahwa perubahan pola konsumsi ini adalah tanda krisis yang lebih dalam, bukan hanya sekadar penyesuaian pasar.

Kondisi ini mengindikasikan adanya penurunan status ekonomi di kalangan kelas menengah, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Ketika kelas menengah mulai merasakan tekanan finansial yang hebat dan menurunkan standar konsumsi mereka, dampaknya
bisa meluas ke seluruh lapisan masyarakat.

Penurunan konsumsi kelas menengah tidak hanya berdampak pada bisnis ritel, tetapi juga pada sektor lain seperti properti, otomotif, dan jasa.

Hal ini akan menciptakan efek domino yang memperparah deflasi dan mengancam kelangsungan lapangan kerja di berbagai sektor.

Pemerintahan yang baru ini dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang akan dilantik 20 Oktober 2024 sebagai presiden republik Indonesia harus segera mengambil tindakan dimulai dengan Sense of Crisis bahwa keadaan satu dua tahun terakhir tidak baik baik saja.

Pertumbuhan ekonomi 5 persen tapi kurang di tunjang oleh sektor sektor menyerap tenaga kerja banyak dan berdampak luas, ditambah 9.48 Juta kelas menengah turun kasta, dan keadaan ekonomi terakhir terjebak dalam deflasi beruntun.

Sense of Crisis harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang cepat, tepat, dan menyeluruh.

Pemerintah harus segera melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong likuiditas dan menstimulasi konsumsi.

Selain itu, stimulus fiskal yang tertarget perlu diberikan, khususnya kepada sektor-sektor yang paling terdampak seperti ritel, industri padat karya, dan UMKM.

Pengurangan pajak dan peningkatan bantuan sosial bisa menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali daya beli masyarakat.

Program subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah, bantuan langsung tunai, serta insentif untuk pengusaha kecil-menengah harus diprioritaskan guna menjaga stabilitas ekonomi.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved