Opini
Command Room Berbasis Epidemiologi Spasial: Upaya Wujudkan Presisi Kebijakan Kesehatan di Sulsel
Dua hal utama yang menjadi masalah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah proporsi anggaran kesehatan yang hanya 5,6 persen
Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi persebaran kasus maupun faktor risiko berbasis wilayah melalui pemetaan berbasis analisis Geographic Information System (GIS).
Analisis GIS merupakan bagian dari epidemiologi spasial yang didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis data kesehatan melalui indeks geografis sehubungan dengan demografi, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, genetik dan faktor risiko penyakit.
Akan tetapi, terdapat keterbatasan dalam penggunaan teknik GIS dalam epidemiologi dan investigasi wabah.
Pemetaan penyakit cenderung hanya mengetahui “di mana” tapi belum tentu mengetahui “mengapa ada” satu wabah penyakit.
Walaupun demikian, teknis GIS memberikan hipotesis baru sehingga dapat dilakukan analisis eksplorasi lebih lanjut terhadap satu penyakit.
GIS memiliki dua kegiatan utama, yaitu memvisualisasikan informasi spasial dan menganalisis informasi spasial dan memungkinkan berbagai analisis spasial yang mencakup berbagai kemungkinan pemodelan (sumber daya alam, pembangunan, arus transportasi dan persebaran) serta visualisasi berupa pemetaan.
Terdapat tiga tahap dalam analisis spasial epidemiologi yaitu :
1) Analisis dasar yang melibatkan inspeksi visual sederhana dari fenomena geografis
2) Analisis kluster untuk mengidentifikasi kemungkinan pola persebaran secara spasial (baik mengelompok, tersebar atau acak)
3) Analisis kontekstual yang bertujuan menjelaskan hubungan antara fenomena geografis atau variasi sementara.
Data tersebut bisa didapatkan melalui sinkronisasi data dengan pusat data BPJS Kesehatan.
Jumlah kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Sulawesi Selatan sudah lebih dari 95 persen.
Selain itu, jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 942 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 131 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL).
Data yang didapatkan merupakan data riil penggunaan fasilitas kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap yang secara nasional mencapai jutaan transaksi setiap harinya.
Oleh karena itu, sinkronisasi tersebut memungkinkan adanya data persebaran riil penyakit di seluruh titik fasilitas pelayanan kesehatan di kabupaten/kota Sulawesi Selatan dari setiap pasien yang berkunjung pada FKTP maupun FKTL setiap harinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.