Kabinet Prabowo
Inilah Calon Menteri PDIP di Kabinet Prabowo - Gibran, Puan Maharani: Tunggu Saja
Beredar nama-nama calon menteri jelang pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati dan Prabowo Subianto.
Awalnya, Olly dipercaya menjadi anggota Komisi XI.
Setahun kemudian, ia dipercaya menjabat Wakil Ketua Komisi XI.
Pemilu lima tahun kemudian, 2009, Olly lolos ke Senayan, sekaligus menempatkan dirinya di peringkat 7 yang mendapat suara terbanyak dari 560 anggota DPR terpilih. Hasilnya memuaskan.
Saat anggota DPR RI Periode 2009-2014, Olly menduduki kursi Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI.
Suami Rita Tumuntuan ini kembali lolos ke DPR RI dan tetap di Komisi XI.
Kali ini, ia juga dipercaya mengemban amanat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI.
Tahun 2009, Olly mendapat kepercayaan partai sebagai Bendahara Fraksi PDIP di Senayan.
Pada 27 Agustus 2013, Olly didapuk menjadi Ketua Komisi XI DPR RI menggantikan Emir Moeis yang tersandung kasus korupsi.
Pada pemilu 2014, Olly ikut lagi sebagai Caleg.
Olly terpilih dan duduk lagi di DPR RI periode 2014-2019. Saat itu ia meraup 237.620 suara.
Setelah duduk di DPR RI, Megawati Soekarno Putri mengamanatkan jabatan Ketua Fraksi PDIP ke pundak Olly, tahun 2015.
Setelah tiga kali menjabar di DPR RI, Olly mundur dari legislatif karena ikut konsentrasi pada kontestasi Pilgub Sulut.
Ia memilih maju bersama Steven Kandouw sebagai calon Gubernur dan Wagub Sulut pada Pilkada Sulut 2016.
Pasangan ini diusung PDIP.
Hasilnya, Olly-Steven terpilih sebagai pemenang dengan memeroleh total 647.252 suara atau 51,41 persen.
ODSK berhasil menyisihkan kontestan lainnya yakni pasangan Maya Rumantir-Glenny Kairupan dan Benny Mamoto-David Bobihoe.
Saat itu Maya-Glenny diusung Partai Demokrat dan Gerindra.
Sedangkan pasangan Benny Mamoto-David Bobihoe Akib yang diusung Partai Golkar, PKS, dan PKPI.
Olly menjabat Gubernur Sulawesi Utara 2016 sampai dengan sekarang.
Olly menjabat sebagai Bendahara umum DPP PDI Perjuangan sejak 2015 sampai sekarang.
Rekam Jejak
Olly diketahui pernah diperiksa KPK terkaut kasus pembahasan alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) pada 2013 silam.
Dalam kasus ini, KPK memeriksa Olly sebagai saksi yang diduga mengetahui suap Fahd A Rafiq terhadap Wa Ode Nurhayati.
Kemudian, pada 2018, Olly kembali terseret kasus korupsi pengadaan e-KTP dan diperiksa KPK.
Olly diperiksa sebagai saksi untuk mantan Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo.
Prestasi
- Penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif dalam sebuah acara Government Award 2019 dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
- Penghargaan dari Kompas Gramedia Awards pada 2017
- Penghargaan kategori Success in Increasing International Investment and Tourism of North Sulawesi
Profil Abdullah Azwar Anas
Berikut profil Abdullah Azwar Anas yang dirangkum Tribunnews.com.
Abdullah Azwar Anas lahir di Banyuwangi pada 6 Agustus 1973.
Sejak kecil, Azwar dibesarkan di lingkungan pesantren dan menempuh pendidikan dengan berpindah-pindah.
Ia pernah masuk di MI Karangdoro, Tegalsari pada tahun 1980.
Pada tahun 1982-1983 ia bersekolah di MI Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura.
Dan kemudian berlanjut masuk MI Kebunrejo Genteng pada tahun 1983 hingga 1986.
Setelah itu ia melanjutkan SMP di SMP Negeri 1 Genteng pada tahun 1986 hingga 1988.
Namun akhirnya pindah ke SMP Negeri 1 Banyuwangi pada tahun 1988 dan tamat pada tahun 1989.
Setelah tamat SMP, Abdullah Azwar Anas hijrah ke Jember untuk melanjutkan SMA di SMA Negeri 1 Jember dan tamat pada tahun 1992.
Azwar kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 di dua universitas.
Yakni Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1994-1999) dan Fakultas Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta (1992-1998).
Setelah menyelesaikan S1nya, Azwar kemudian melanjutkan untuk menempuh pendidikan masternya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI pada 2002, hingga akhirnya lulus pada 2005.
Setelah memenangi pemilihan ketua umum pada perhelatan Kongres IPNU di Makassar tahun 2000, Abdullah Azwar Anas juga pernah tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama tahun 2000 - 2003.
Perjalanan Karier
Azwar Anas pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk periode 1999-2004 namun karena perolehan suara yang kurang ia gagal ke Senayan.
Pada pemilihan umum berikutnya, ia berhasil menjadi anggota DPR untuk periode tahun 2004 hingga 2009.
Ia menggantikan anggota FKB yang meninggal dunia.
Karena ia termasuk tokoh muda Nahdatul Ulama di Banyuwangi, ia lantas mendapatkan basis kekuatan dari para ulama dan simpatisan Nahdatul Ulama di Banyuwangi.
Pada tahun 2010 Azwar Anas memenangkan pemilihan kepala daerah dan dilantik pada 21 Oktober 2010 di Gedung DPRD Banyuwangi.
Ia menggandeng Yusuf Widyatmoko yang tak lain adalah ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Banyuwangi, untuk menjadi pasangannya.
Mengutip Kompas.com, keduanya kembali maju dalam Pilkada Banyuwangi 2015 dan menang.
Sehingga pasangan tersebut kembali melanjutkan masa kepemimpinan yang kedua.
Azwar juga pernah diajak oleh Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk berpasangan dalam Pilkada Jawa Timur, namun, Azwar memutuskan mengundurkan diri.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa kemudian melantik Azwar menjadi kepala LKPP pada 13 Januari 2022.
Nama Azwar sempat masuk dalam bursa calon Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama sejumlah tokoh lain.
Namun, Jokowi mengangkat Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). (*)
Daftar Nama 31 Alumni Universitas Indonesia Gabung Kabinet Merah Putih, Terbanyak FEB Disusul FISIP |
![]() |
---|
Erick Thohir, Bahlil Lahadalia Hingga Rosan Roeslani Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Enam Peraih Adhi Makayasa Kabinet Prabowo Subianto, Dua Polri dan Empat TNI |
![]() |
---|
Sosok Mayjen R Sidharta Wisnu Gubernur Akmil, Tuan Rumah Ospek Menteri dan Wamen Kabinet Merah Putih |
![]() |
---|
Agenda Giring Ganesha, Yovie Widianto dan Raffi Ahmad Setelah Dilantik Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.