Kampanye di Pesisir, Appi-Aliyah Disambut Puluhan Kapal Nelayan di Barrang Caddi Makassar
Setibanya di pulau tersebut, pasangan berakronim MULIA itu disambut oleh puluhan kapal nelayan yang berjejer di sepanjang pantai.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi) dan Aliyah Mustika Ilham, menerima sambutan hangat dari masyarakat pesisir, Jumat (4/10/2024) siang.
Mereka disambut hangat saat berkunjung ke Pulau Barrang Caddi, Kecamatan Sangkarrang, dalam rangka kampanye Pilwali Makassar 2024.
Setibanya di pulau tersebut, pasangan berakronim MULIA itu disambut oleh puluhan kapal nelayan yang berjejer di sepanjang pantai.
Setiap kapal mengibarkan bendera bergambar pasangan nomor urut 01.
Kehadiran kapal-kapal ini menciptakan suasana meriah di kawasan pesisir.
Warga setempat terlihat antusias menyambut kedatangan Appi-Aliyah.
Dengan beberapa di antaranya mengangkat spanduk dan poster mendukung kampanye mereka.
Dalam kesempatannya, Appi mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan luar biasa dari masyarakat Barrang Caddi.
Ia mengajak warga untuk memilih calon wali kota yang benar-benar memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat pesisir.
Appi menegaskan bahwa tugas wali kota bukan hanya duduk di dalam ruangan.
“Wali kota harus turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi masyarakat," ujarnya.
“Bagaimana kita tahu keluhan masyarakat kalau tidak turun ke lapangan," tambahnya.
Beberapa isu penting yang perlu diperhatikan di wilayah pesisir disampaikan oleh Appi.
“Persoalan listrik, akses pendidikan, kesehatan, dan ancaman abrasi adalah hal-hal yang harus menjadi perhatian kita semua,” katanya.
Mengenai listrik, Appi berjanji bahwa masyarakat pulau akan menikmati layanan listrik selama 20 jam setiap hari.
“Listrik itu sangat penting. Kami jamin masyarakat pulau akan nikmati listrik yang memadai,” tegasnya.
Appi juga menyoroti masalah abrasi yang sering mengancam wilayah pesisir.
“Hampir tiap tahun masyarakat pulau mengalami terkikisnya tanah akibat abrasi. Oleh karena itu, penting untuk membangun bendungan ombak," jelasnya.
Sebagai langkah konkret, Appi berkomitmen untuk menyediakan asrama gratis bagi anak-anak pulau yang ingin melanjutkan pendidikan.
Terlebih lagi, program beasiswa khusus bagi mereka yang kurang mampu akan disalurkan demi mendukung akses pendidikan yang lebih merata.
"Anak-anak pulau tidak boleh berhenti sekolah, mereka berhak mengejar cita-cita mereka,” tambahnya.
Ia mengingatkan perlunya pemerataan bantuan dari pemerintah.
Menurut Appi, seringkali, bantuan hanya diberikan kepada orang-orang terdekat atau kerabat.
"Padahal, bantuan-bantuan itu seharusnya harus merata dan diberitakan kepada mereka yang betul-betul berhak,” ungkapnya.
Dalam penutupan, Appi mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan Walikota dan Wakil Wali Kota Makassar.
"Yang terpenting adalah datang ke tempat pemungutan suara dan pastikan memilih pasangan nomor urut 1, Appi-Aliyah,” pungkasnya.
Nelayan Pulau Barrang Caddi, Daeng Jabbar (35), menyampaikan apresiasinya atas kedatangan Appi-Aliyah saat kampanye di wilayah pesisir.
Ia mendukung penuh visi-misi pasangan ini, yang dinilainya sejalan dengan kebutuhan masyarakat kepulauan.
"Kami sangat berterima kasih Pak Appi dan Bu Aliyah bisa berkunjung langsung. Kami mendukung visi-misi mereka, terutama yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat pesisir," kata Daeng Jabbar.
Ia lantas menyoroti keterbatasan listrik di Pulau Barrang Caddi.
Listrik hanya menyala dari pukul 18.00-22.00 Wita. Kemudian kembali menyala pukul 16.00-06.00 Wita
Hal ini, menurut Daeng Jabbar, mengganggu aktivitas warga.
“Listrik di sini terbatas, dan itu menyulitkan kami. Kami berharap ada solusi agar listrik bisa menyala lebih lama,” tambahnya.
Daeng Jabbar berharap jika Appi-Aliyah terpilih, mereka dapat memberikan solusi konkret untuk masalah listrik yang sudah lama menjadi kendala utama di wilayah pesisir.
Lebih jauh, ia juga menitipkan harapan agar tradisi budaya pesisir dan Makassar harus terjaga.
Yakni lomba balap perahu tradisional atau lomba lepa-lepa' dapat rutin diadakan.
Lepa-lepa adalah kano tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat pesisir di bagian timur kepulauan Indonesia, terutama di perairan Makassar.
Tradisi lomba lepa-lepa dulunya sering digelar sebagai bagian dari kegiatan budaya masyarakat nelayan.
Namun, seiring waktu, ajang tersebut semakin jarang diadakan.
“Kami sangat berharap lomba lepa-lepa bisa rutin diadakan lagi. Selain untuk hiburan, ini juga cara untuk melestarikan budaya kami sebagai masyarakat pesisir,” kata Daeng Jabbar.
Menurutnya, tradisi ini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga upaya untuk menjaga warisan leluhur yang melekat pada identitas masyarakat kepulauan.
Daeng Jabbar menilai, melalui lomba lepa-lepa, generasi muda bisa lebih mengenal dan menghargai budaya nenek moyang mereka, yang erat hubungannya dengan laut.
Selain itu, Daeng Jabbar berharap acara seperti lomba lepa-lepa dapat menjadi daya tarik wisata yang mengangkat potensi budaya lokal di perairan Makassar.
Ia menambahkan, pelestarian tradisi ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga budaya sebagai bagian dari identitas daerah.(*)
Nasran Mone Urai Sejarah Masjid Terapung Pantai Losari di Hadapan Ribuan Ahli Tarekat, IAS Berwasiat |
![]() |
---|
11 Fasilitas Publik di Sulsel Rusak Saat Kerusuhan, Sekretariat DPRD Sulsel |
![]() |
---|
Sidrap Tak Hanya Pasok Beras ke Makassar, tapi Juga Kerja Sama Pemerintahan |
![]() |
---|
Rahasia Mesin Awet: Jadwal Ganti Oli Motor Matic yang Sering Terabaikan |
![]() |
---|
Bloedus Padel Battle Ajang Silaturahmi, Tim Munafri Arifuddin Lawan Solihin Kalla |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.