Cerita Rudianto Lallo Lolos ke Senayan, Sebut Fatmawati Rusdi, Deng Ical dan PPP

Kemudian melenggang untuk kedua kalinya melalui Daerah Pemilihan (Dapil) II Makassar, yang meliputi Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Wajo, Bontoala, Tallo, dan Ujung Tanah.

RL begitu sapaan akrabnya, pada Pemilu 2019 mengantongi 5.694 suara, melampaui perolehan suaranya sendiri pada Pileg 2014 lalu yaitu 2.346 suara. 

Dan saat menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Makassar untuk periode 2019 – 2024. 

Anak lelaki dari pasangan HP Dg Lallo dan Hj. Junaedah ini dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan merakyat.

Putra ke 7 dari 11 bersaudara ini dalam berorganisasi tidak bisa dianggap enteng, semenjak menempuh jenjang perkuliahan beliau sudah sangat meminati berbagai organisasi-organisasi kemahasiswaan. 

“Kita ini anak rakyat jadi pasti akan selalu hadir untuk rakyat,” ujarnya ke Tribun, beberapa waktu lalu. 

Ia pun pernah menceritakan kisahnya saat masih kuliah di Unhas. 

“Saya putra Makassar yang kampung saya letaknya di tengah Kota Makassar yang dikelilingi sungai. Kalau mau ke kampung kelahiran saya, ya mesti naik perahu, namanya Lakkang,” cerita RL singkatan namanya saat ditemui di ruang kerjanya.

Koordinator Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (ISMAHI) itu melanjutkan bahwa, sejak kuliah di Fakultas Hukum Unhas 2002, dia harus jalan kaki dan naik perahu untuk sampai ke Kampus Merah.

“Saya jalan kaki waktu kuliah di Unhas. Jadi jalan kaki dan naik perahu kalau mau ke Unhas. Kebetulan Lakkang berada di belakang kampus Unhas. Jalan kaki setiap hari satu kilo meter lebih,” ujarnya.

Sebagai anak kampung, dia bersyukur karena banyak teman dan aktif berorganisasi selama menggeluti dunia pendidikan di Unhas.

“Dari situlah saya banyak turun ke jalan, turun demo, termasuk demo soal penegakan hukum di Sulsel waktu itu,” kata RL.

Bagi suami dari Irnawati ini proses di kampus itulah yang menjadi modalnya kelak dalam mengemban amanah sebagai orang nomor satu di DPRD Makassar.

“Dulu dikit-dikit demo, ada kebijakan pemerintah tidak pro rakyat, misalnya kenaikan BBM kita demo, ada soal penegakan hukum kita demo, sekarang bagaimana ketika saya duduk di DPRD? Namanya pejabat publik kami siap-siap juga didemo,” ungkap pria kelahiran Ujung Pandang, 4 Juni 1983 ini.

Profil: