Opini
Dwidasawarsa Jenderal M Jusuf Pergi: Dua Misteri Tetap Misteri
Ketika Mayjen TNI Zainal Basrie Palaguna (alm.) menjabat Panglima Kodam VII Wirabuana (kini Kodam XIV Hasanuddin) (1991-1993)
“Nah, kadang-kadang saya juga belajar sama dia (Jenderal Jusuf). Maaf, militer yang masih tugas pada waktu itu, saya kira kesejahteraan tertinggi yang dialami prajurit adalah pada masa Jenderal Jusuf menjabat Panglima ABRI. Sampai bubur, celana dalam pun diatur pembagiannya. Lengkap,” kata JK.
“Bagaimana caranya, Bapak penuhi semua?,” JK bertanya suatu saat.
“Kan gampang. Kita kan tahu yang punya uang Menteri Keuangan,” kata Jenderal Jusuf seperti ditirukan JK.
Jadi, dia memboyong Menteri Keuangan dalam suatu kunjungan ke Timor Timur (Timtim) -- sebelum referendum.
“Lihat prajurit ini, sepatunya, dia minta sekian ratus juta dolar untuk memberi peluru, sepatu, dan sebagainya,” tunjuk Jusuf kepada Menteri Keuangan.
“Nanti,” jawab Menteri Keuangan.
“Ah. Tidak, saya tahu kau ada uangmu,” kata Jusuf yang kemudian apa yang diinginnya itu diadakan semua. Tetapi, kan negeri aman. Dan tidak pernah ada kasus apa pun,.seperti dia mendapat komisi.
“Pernah mendengar nggak?,” tanya JK kepada hadirin.
Pada malam yang kian laut awal tahun 1990-an sepulang dari “Pedoman Rakyat”, di dekat PLTU, seorang berseragam tentara (bukan gadungan) menyetop mobil saya.
Karena seorang diri, saya persilakan dia duduk di kursi depan sebelah kiri.
Setelah bertanya tentang lokasi tugasnya, saya pun ingat gebrakan Jenderal Jusuf terhadap kesejahteraan prajurit.
“Bagaimana kesejahteraan sekarang setelah Pak Jenderal Jusuf berhenti menjadi Menhankam?,” tanya saya.
“Ya, memang pada zaman beliau tidak ada duanya. Pada masa itulah boleh dikatakan zaman keemasan bagi para prajurit,” ujar Pak
Tentara itu dengan polos tanpa mengomentari keadaannya saat itu.
Lantaran jalan sepi, kendaraan juga meluncur cepat, tidak terasa prajurit ini sudah tiba di tujuannya, Antang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.